KOMPAS.com - Presiden Federasi Sepak Bola Italia ( FIGC), Gabriele Gravina, bersikeras untuk tidak menghentikan keberjalanan Serie A.
Pria berusia 66 tahun itu menilai, penghentian Serie A justru bisa menjadi kematian sepak bola Italia.
Seperti yang diketahui, keberjalanan kasta tertinggi Liga Italia sedang ditangguhkan sejak Maret 2020 karena pandemi virus corona.
Harapan mulai muncul setelah klub-klub Serie A disebut bisa kembali menggelar latihan pada 18 Mei mendatang.
Hal itu diumumkan oleh Perdana Menteri Italia, Giuseppe Conte, Minggu (26/4/2020) waktu setempat.
"Dari 18 Mei, aktivitas publik mungkin akan berangsur normal dan tim bisa kembali berlatih secara grup. Namun, semua tindakan pencegahan virus corona tetap akan kami terapkan," ucap Conte, dikutip dari laman Football Italia.
Baca juga: Klub-klub Serie A Diizinkan Berlatih Kembali, tetapi Kompetisi Masih Tanda Tanya
Kendati demikian, nasib soal kelanjutan kompetisi masih tanda tanya alias belum bisa dipastikan.
Menurut Menteri Olahraga Italia, Vincenzo Spadafora, pihaknya masih harus memastikan protokal yang tegas demi keselamatan para atlet dan setiap pihak yang terlibat.
"Kami akan melanjutkan pelatihan untuk olahraga pada 18 Mei, tetapi hanya jika kondisi keselamatan dan keamanan dapat dikonfirmasi selama beberapa minggu ke depan," ujar Spadafora kepada Rai.
"Saya tidak ingin menghukum atau memperlambat kembalinya sepak bola."
"Namun, saya harus mengatakan, kami akan memantau kondisi terkini karena harus ada protokol yang tegas demi keselamatan para atlet," tutur dia menambahkan.
Baca juga: Presiden Lazio Bersikeras Serie A Musim Ini Harus Dilanjutkan
Merespons kondisi tersebut, Presiden FIGC pun bersumpah untuk tetap melanjutkan kompetisi meski status keberjalanannya sedang diperdebatkan.
"Selama saya menjadi Presiden FIGC, saya tidak akan pernah menghentikan musim (2019-2020) karena itu akan menjadi kematian sepak bola Italia," kata Grafina dalam rapat virtual bersama klub Serie B, dikutip dari Goal.
"Saya melindungi kepentingan semua orang, jadi saya ulangi, saya menolak menandatangani penghentian total," ujarnya.
"Kecuali ada kondisi obyektif yang berkaitan dengan kesehatan semua orang yang terlibat, tetapi seseorang harus memberi tahu saya dengan jelas dan menghentikan saya untuk bergerak maju," Grafina menegaskan.
Baca juga: Digertak Menpora, Liga Italia Terus Mencari Protokol Bergulir Kembali
Lebih lanjut, dia pun menjelaskan dampak ekonomi yang akan dirasakan jika kompetisi Liga Italia musim 2019-2020 benar-benar dihentikan.
"Dengan penghentian total, Serie A akan kehilangan 700-800 juta euro. Jika kami bermain secara tertutup, kerugiannya akan mencapai 300 juta euro, dan jika kami memulai kembali dengan penggemar, kerugian akan berjumlah 100-150 juta euro."
"Kami memiliki tanggung jawab kontrak yang kuat terhadap mitra dan lembaga internasional, seperti UEFA dan FIFA," tandas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.