Ravanelli juga bercerita soal momen ia pertama bersua Fortunato yang datang jauh hari sebelum keduanya bermain bagi Juve.
"Pada 1990, saat menjalani masa pelatihan militer di Napoli. Beberapa bulan kemudian kami menjadi juara dunia dengan timnas milier Italia lalu nasib mempertemukan kami lagi di Juventus," ujarnya.
"Saya selalu mengingat malam-malam yang kami habiskan bersama di Turin. Saya beserta istri dan ia bersama tunangannya. Saat itu, mimpi kami adalah menjadi juara bersama di Juve."
Pada wawancara terakhirnya sebelum meninggalkan dunia ini, ia sempat mengatakan bahwa Ravanelli sudah bagaikan kakaknya sendiri.
"Tentu, hidup berubah dengan penyakit ini. Anda mengerti bahwa persahabatan adalah hal utama," tutur Fortunato.
Baca juga: Francesco Toldo: Laga Terbaik Saya? Saat Membobol Gawang Juventus!
"Contoh, saya memiliki kakak tambahan, Fabrizio Ravanelli. Ia menyisihkan hidupnya bagi saya saat saya dirawat di Perugia."
Hal tragis dari kepergian Andrea Fortunato adalah sang pemain hampir mengalahkan leukemia setelah menjalani kemoterapi di Turin dan transplantasi sumsum tulang belakang di Perugia.
Optimisme sempat tumbuh karena tubuh sang pemain merespon baik pengobatan ini dan ia bahkan didaftarkan oleh Juventus untuk musim 1994-1995.
Pelatih baru Juventus, Marcello Lippi, bahkan sempat memasukkan namanya ke skuad yang akan menghadapi Sampdoria pada 26 Februari 1995.
Akan tetapi, ia hanya dapat menonton dari tribune penonton.
Hanya beberapa bulan setelah itu, sang pemain menderita flu dan pneumonia. Kendati leukemianya hampir dikalahkan, imunitas tubuh sang pemain ternyata hancur karena kemoterapi yang ia jalani.
Baca juga: Duel Klasik Kontra Juventus Jadi Momen Terindah Roberto Carlos
Fortunato meninggal pada 25 April 1995, hari di mana warga Italia lainnya merayakan 50 tahun kemerdekaan Italia dari pendudukan Nazi Jerman.
Ia meninggal beberapa jam sebelum Timnas Italia menghadapi Lithuania di Vilnius. Azzurri pun mempersembahkan kemenangan pada laga tersebut untuk sang pemain.
Juventus pun melaju untuk memenangi gelar Liga Italia pada 1995-1996, titel yang dijuluki sebagai Scudetto Fortunato.
Bianconeri juga memenangi Piala Super Italia tahun tersebut.
"Kami menjadi juara sebulan setelah ia meninggal dengan kemenangan 4-0 atas Parma. Saya mencetak dua gol dan tentu saja mendedikasikannya buat dia," ujar Ravanelli lagi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.