"Premier League harus melihat secara serius situasi hak asasi manusia di Arab Saudi dan usaha mereka untuk melakukan sportswash ke catatan HAM mereka yang jongkok."
Namun, Sky Sports melaporkan kalau segala kekhawatiran soal HAM harus perlu mendapat intervensi langsung dari Pemerintah Inggris Raya, suatu tindakan yang mereka anggap "sangat tidak mungkin".
Baca juga: Pada Akhirnya, Gaji Scottie Pippen Lebih Besar dari Michael Jordan
Selain itu, AP juga mengungkapkan adanya keberatan dari pihak pemegang hak siar luar negeri Liga Inggris, beIN Sports, terkait keterlibatan Arab Saudi dalam jaringan streaming ilegal yang menayangkan laga-laga Liga Inggris.
Yousef Al-Obaidly, chairman beIN Media Group CEO, memakai posisinya sebagai pemegang hak siar untuk menekan Premier League memperhitungkan ulang aplikasi PCP Capital Partners.
"Sebagai investor raksasa ke Premier League, kami mendorong Anda untuk memperhitungkan dengan matang segala implikasi mereka," ujarnya.
Al-Obaidly juga mengirim surat ke tim-tim LIga Inggris lain bahwa "potensi pembelian Newcastle United dapat membahayakan klub mereka dan pemasukan komersial Premier League di tengah krisis ekonomi akibat virus corona," tuturnya lagi.
AP melaporkan kalau isu beIN dengan jaringan streaming ilegal bernama beoutQ tersebut sebagai perselisihan proxy dalam krisis diplomatis negara-negara Teluk.
beIN Sports sendiri merupakan kanal olahraga dunia milik pemerintah Qatar, negara yang juga mendapat sorotan karena dugaan mempekerjakan tenaga kerja paksa untuk pembangunan stadion-stadion Piala Dunia 2022.
Baca juga: Hernan Crespo Kenang Inter:10 Hari Setelah Beli Rumah di Milan, Saya Dijual
Laporan Human Rights Watch pada 2017 menemukan bahwa ratusan pekerja migran meninggal di proyek konstruksi negeri tersebut.
Human Righs Watch mengidentifikasi bahwa kegagalan otoritas Qatar untuk berbagi informasi mengenai isu ini sebagai "problem besar".
Qatar menjalani krisis diplomatis sejak 2017 setelah beberapa negara tetangga memutus hubungan diplomatik serta menutup perbatasan mereka terkait tuduhan keterlibatan negara tersebut dengan terorisme.
Arab Saudi menjadi motor koalisi tersebut dan beberapa negara Arab lain yang menutup hubungan diplomatis sampai sekarang adalah Uni Emirat Arab, Bahrain, Mesir, dan Yemen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.