Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Potensi Penjegal Newcastle Jadi Klub Kaya Raya, Isu HAM dan Streaming Ilegal

Kompas.com - 22/04/2020, 10:00 WIB
Firzie A. Idris

Penulis

KOMPAS.com - Dua faktor utama menjadi potensi penjegal akuisisi Newcastle United oleh PCP Captial Partners, konsorsium Arab Saudi yang dikepalai oleh pebisnis asal Inggris, Amanda Staveley.

Faktor-faktor tersebut adalah dugaan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) dan jaringan steraming ilegal yang mendapat dukungan dari pemerintah Arab Saudi.

Klub Premier League, Newcastle United, di ambang akuisisi oleh PCP Capital Partners setelah konsorsium tersebut membayarkan deposit dan menukar kontrak dengan Mike Ashley, sang pemilik klub kini.

Pembelian kubu Magpies tersebut kini mencapai tahap terakhir, yaitu Premier League's Owner's and Director's Test alias ujian kelayakan pemilik oleh operator Premier League, kasta teratas Liga Inggris.

PCP Capital Partners telah menyerahkan dokumen 350 halaman soal kelayakan mereka untuk menjadi pemilik klub di Timur Laut Inggris tersebut, termasuk rencana bisnis tiga tahun ke depan.

Baca juga: Saat Negaranya Cari Utang, Putra Mahkota Arab Saudi Beli Klub Liga Inggris

Konsorsium itu juga telah membayar DP (down payment) sebesar 17 juta pound dari total biaya pembelian yang telah disetujui sebesar 300 juta pound.

Salah satu sosok di balik PCP Capital Partners adalah Mohammed bin Salman, putra mahkota Arab Saudi.

Ia ditaksir memegang kendali terhadap kekayaan dana investasi Arab Saudi sebesar 230 miliar pound, salah satu dana terbesar di duia.

Kubu Arab Saudi bakal memiliki 80 persen klub dengan 20 persen sisanya menjadi milik Simon dan David Reuben, raja properti di Inggris.

Namun, Amnesty International telah melayangkan surat ke Premier League yang menyuarakan kekhawatiran mereka terhadap kepemilikan Arab Saudi ini.

Direktur Amnesty UK, Kate Allen, mengutarakan bahwa Premier League perlu mempertimbangkan secara serius keputusan ini terkait dengan pembunuhan jurnalis Jamal Kashoggi di konsulat Saudi di Istanbul.

Baca juga: Newcastle United Incar Massimiliano Allegri

Sidang yang digelar Arab Saudi ke 11 tersangka berlangsung tertutup dan tak melibatkan penasihat utama Pangeran Mohammed bin Salman, Saud al-Qahtani, yang telah dicekal Amerika Serikat sebagai aktor di balik operasi tersebut.

Arab Saudi juga menahan Loujain al-Hathloul, salah satu aktivis wanita paling vokal di Arab, yang ditahan sejak 2018 hanya beberapa pekan sebelum putra mahkota mengangkat larangan wanita untuk mengemudi negara tersebut.

"Krisis virus corona telah menyorot keperluan sepak bola untuk memperlakukan pemain dan staff secara sederajat dan kini ada bahaya kalau pandemi ini dapat menghalangi perlunya keputusan etis, jujur, dan terukur mengenai keputusan etis menyangkut deal Newcastle," ujarnya.

"Semua bisnis harus menjaga diri terhadap kemungkinan ikatan dengan pelanggaran hak asasi manusia dan sepak bola Inggris tak berbeda."

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com