Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah PSSI, Alat Perjuangan dan Persatuan di Era Penjajahan

Kompas.com - 19/04/2020, 12:10 WIB
Firzie A. Idris

Penulis

KOMPAS.com - PSSI berdiri di Jogjakarta pada 19 April 1930 lewat semangat kebangsaan sejumlah pemuda yang diorganisir oleh Ir Soeratin Sosrosoegondo. Kelahiran organisasi tersebut menjadi alat perjuangan dan persatuan bangsa.

Tabloid BOLA edisi 2.340 pada 19 April 2012 mencatat bahwa "sebagai organisasi olahraga yang lahir pada masa penjajahan Belanda, kelahiran PSSI ada kaitannya dengan upaya politik unutk menentang penjajahan."

"Pada awal berdirinya, meski tak terang-terangan, PSSI dipakai untuk menentang penjajah Belanda."

"Hal ini menjadikan PSSI sebagai organisasi perjuangan bangsa dan negara melalui sepak bola," lanjut mereka ketika itu.

Lahirnya PSSI berawal dari pertemuan bond (perkumpulan sepak bola di zaman penjajahan) yang diadakan pada tanggal 19 April 1930.

Baca juga: HUT ke-90 PSSI, Soeratin Sosrosoegondo Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional

Wakil dari VIJ (Voetbalbond Indonesische Jakarta), BIVB (Bandoengsche Indonesische Voetbal Bond), PSM (Persatuan Sepak Bola Mataram Yogyakarta), VVB (Vortenlandsche Voetbal Bond Solo), MVB (Madioensche Voetbal Bond), IVBM (Indonesische Voetbal Bond Magelang), dan SIVB

(Soerabajasche Indonesische Voetbal Bond) bertemu dan sepakat untuk mendirikan PSSI, yang merupakan singkatan dari Persatoean Sepak Raga Seloeroeh Indonesia.

Nama PSSI lalu diubah dalam Kongres PSSI di Solo pada tahun 1930 menjadi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia.

Kongres pertama itu sekaligus menetapkan Soeratin Sosrosoegondo sebagai ketua umum.

Keberadaan PSSI ini menjadi "penyeimbang" atas eksistensi pesepak bola Belanda yang tergabung dalam Nederlandsch Indische Voetbal Bond (NIVB) atau Nederlandsch Indische Voetbal Unie (NIVU) dan pesepak bola Tionghoa bersama Hwa Nan Voetbal Bond (HNVB).

Berdirinya PSSI juga sebagai bentuk nyata tekad pemuda Indonesia berorganisasi setelah munculnya Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928.

Tiga Bond Berbeda

Sepak bola memang sudah menjadi olahraga populer di Indonesia sejak masa penjajahan.

Pertandingan-pertandingan acap digelar demi memeriahkan pasar malam.

Banyaknya pertandingan itu membuat berbagai bond (perkumpulan) sepak bola. Dari bond itulah lahir NIVB yang kemudian berubah menjadi NIVU.

NIVU adalah representasi pemerintah Belanda. 

Pada tahun 1930-an, di Indonesia ada tiga organisasi sepak bola berdasarkan suku bangsa, yaitu NIVU (Belanda), Hwa Nan Voetbal Bond (HNVB) milik bangsa Tionghoa, dan Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia (PSSI) milik masyarakat Indonesia.

Pada masa inilah perlawanan terhadap penjajah Belanda subur berkembang. Termasuk dalam dunia sepak bola.

Baca juga: Bantu Perangi Corona, PSSI dan Mills Sumbang 1.000 APD untuk Petugas Medis

PSSI lahir dari inisiatif sejumlah bond lokal asli Indonesia yang ingin memiliki organisasi sepak bola Indonesia tanpa campur tangan Belanda.

Lebih jauh lagi, PSSI punya misi menumbuhkan benih-benih nasionalisme untuk melawan penjajah Belanda yang seringkali direpresentasikan dengan NIVU.

Konflik sempat terjadi ketika NIVU menjegal langkah PSSI untuk mengikuti Piala Dunia 1938.

PSSI, yang diketuai Soeratin Sosrosoegondo, ingin pemain PSSI yang dikirim ke Prancis.

Namun, akhirnya tim NIVU yang berangkat tanpa diperkuat satu pun pemain PSSI.

Hal tersebut tak menyurutkan semangat Soeratin dan para pendiri PSSI lain dalam menjadikan organisasi mereka sebagai salah satu pilar persatuan dan perjuangan bangsa melawan kolonialisme.

PSSI sebagai alat persatuan dan kesatuan bangsa pun kini dituangkan sebagai mandat seperti tercantum di Pasal 3 ayat 2 Statuta PSSI.

"PSSI berazaskan persatuan dan kesatuan bangsa dengan dilandasi semangat pengabdian dan berpegang teguh pada nilai-nilai sportivitas dan profesionalisme untuk memastikan pencapaian prestasi sepak bola nasional yang berkualitas."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com