NIVU adalah representasi pemerintah Belanda.
Pada tahun 1930-an, di Indonesia ada tiga organisasi sepak bola berdasarkan suku bangsa, yaitu NIVU (Belanda), Hwa Nan Voetbal Bond (HNVB) milik bangsa Tionghoa, dan Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia (PSSI) milik masyarakat Indonesia.
Pada masa inilah perlawanan terhadap penjajah Belanda subur berkembang. Termasuk dalam dunia sepak bola.
Baca juga: Bantu Perangi Corona, PSSI dan Mills Sumbang 1.000 APD untuk Petugas Medis
PSSI lahir dari inisiatif sejumlah bond lokal asli Indonesia yang ingin memiliki organisasi sepak bola Indonesia tanpa campur tangan Belanda.
Lebih jauh lagi, PSSI punya misi menumbuhkan benih-benih nasionalisme untuk melawan penjajah Belanda yang seringkali direpresentasikan dengan NIVU.
Konflik sempat terjadi ketika NIVU menjegal langkah PSSI untuk mengikuti Piala Dunia 1938.
PSSI, yang diketuai Soeratin Sosrosoegondo, ingin pemain PSSI yang dikirim ke Prancis.
Namun, akhirnya tim NIVU yang berangkat tanpa diperkuat satu pun pemain PSSI.
Hal tersebut tak menyurutkan semangat Soeratin dan para pendiri PSSI lain dalam menjadikan organisasi mereka sebagai salah satu pilar persatuan dan perjuangan bangsa melawan kolonialisme.
PSSI sebagai alat persatuan dan kesatuan bangsa pun kini dituangkan sebagai mandat seperti tercantum di Pasal 3 ayat 2 Statuta PSSI.
"PSSI berazaskan persatuan dan kesatuan bangsa dengan dilandasi semangat pengabdian dan berpegang teguh pada nilai-nilai sportivitas dan profesionalisme untuk memastikan pencapaian prestasi sepak bola nasional yang berkualitas."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.