KOMPAS.com - Mantan presiden Barcelona, Joan Laporta, mengutarakan keinginannya untuk kembali ikut pemilihan FC Barcelona pada 2021.
Joan Laporta mengutarakan bahwa ia ingin menangani keuangan klub "yang genting" dan telah mulai mengumpulkan orang-orang untuk bersiap menghadapi pemilu 2021.
Kepada sebuah wawancara di kanal YouTube GOL hanya enam hari setelah enam direktur klub meninggalkan Presiden Josep Bartomeu, Laporta mengatakan bahwa ia ingin mengembalikan prestise klub.
Namun, keputusan yang ia ambil kini masih belum final.
"Saya mulai mengumpulkan orang-orang untuk sebuah proyek. Saya kian bersemangat dan ingin kembali. Namun, saya akan memutuskan akhir tahun ini atau awal tahun depan," ujar pria berusia 57 tahun ini.
Baca juga: Enam Direktur Mundur, Posisi Presiden Barcelona Rentan
Salah satu hal yang menjadi perhatian Laporta adalah sisi finansial kubu Camp Nou.
"Barca adalah klub 3.000 juta: 1.000 pemasukan, 1.000 pengeluaran, dan 1.000 utang. Penting untuk memikirkan dengan matang situasi keuangan klub yang genting dan bagaimana cara membenahinya," ujar pria yang juga pengacara tersebut.
"Proyek ini ada di kepala saya. Sangat memungkinkan untuk membuat sebuah proposal kredibel yang bertujuan untuk membenahi image institusi Barca," tutur Laporta.
Joan Laporta menjabat presiden Barcelona dari 2003 sampai 2010.
Masa kepresidenannya berhasil mendatangkan 4 trofi Liga Spanyol, 3 Piala Super Spanyol, 1 Copa del Rey, 2 Liga Champions, 1 Piala Super UEFA, dan 1 Piala Dunia Antar Klub.
Secara ekonomi, bujet Barcelona meningkat dari 123 juta euro menjadi 445 juta euro.
Baca juga: 6 Direktur Barcelona Mundur Sebelum Rencana Reshuffle Terlaksana
Laporta juga sempat mengalami masa-masa susah di Barca.
Salah satunya adalah ketika ia gagal dalam upayanya mendatangkan David Beckham ke Barcelona, salah satu janji kunci dalam kampanye kepresidenan Barcelona 2003.
Beckham justru memilih rival mereka, Real Madrid, dalam sebuah tamparan bagi sang presiden baru.
Setidaknya, kedatangan Ronaldinho membuat kegarangan Barcelona di lapangan terjaga.
Ia lalu menunjuk Frank Rijkaard sebagai pelatih. Kendati tergolong hijau dan memiliki kepribadian yang angkuh, Rijkaard membawa Barca ke dua gelar LaLiga dan kejayaan di Liga Champions.
Pada 2008, ia memecat Rijkaard dan menunjuk salah satu anggota Dream Team Johan Cruyff, Pep Guardiola, untuk menjadi pelatih.
Tanpa pengalaman melatih di level utama sebelumnya, Guardiola memutar balik semua skeptisisme dan membawa klub ke tahun-tahun tersukses mereka dengan memenangi enam trofi berbeda.
Laporta pun menghadapi beberapa skandal dalam masanya memimpin Barcelona.
Beberapa di antaranya melibatkan dugaan bahwa ia menjadi lebih otoriter selama menjabat, keterlibatan adik iparnya sekaligus anggota dewan direktur Barcelona ke Fondasi Francisco Franco, dan mencampurkan klub ke agenda politik pribadinya.
Jika benar maju, Joan Laporta akan menghadapi Victor Font di pemilihan presiden Barcelona 2021 dengan presiden kini, Josep Maria Bartomeu, dipastikan tak akan bisa kembali ikut pemilu setelah menjalani dua periode masa jabatan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.