"Bisa dipahami kalau kami merasa kecewa dan hampa. Namun, ada banyak penderitaan di dunia, perang di Kosovo, kelaparan di Afrika, ini sungguh hanya sebuah permainan," tuturnya seusai tim Bayern kembali ke Jerman.
"Tim ini tak akan ambruk, kekalahan hanya akan mempererat ikatan dalam tim. Kami harus mencari motivasi lebih," ujar presiden klub, Franz Beckenbauerm dengan yakin.
Baca juga: Ketum PSSI Bicara Soal Pemotongan Gaji dan Kesejahteraan Pemain di Tengah Pandemi Virus Corona
Benar saja, dua tahun kemudian, balas dendam itu terwujud. Bayern bertemu Man United pada perempat final Liga Champions 2000-2001.
Bayern kini diperkuat beberapa darah muda seperti striker Roque Santa Cruz, bek kanan Willy Sagnol, dan gelandang jangkar Owen Hargreaves.
Balas dendam tertuntaskan, Bayern menang 3-1 secara agregat atas kubu Setan Merah lewat gol-gol Paulo Sergio, Mehmet Scholl, dan Giovane Elber.
Pasukan Hitzfeld lalu menundukkan Real Madrid di semifinal sebelum bersua Valencia di San Siro.
Skuad Bayern di partai final tersebut masih berisikan 12 pemain yang merasakan kekecawaan di Barcelona dua tahun sebelumnya.
Adu penalti dibutuhkan untuk memisahkan kedua tim setelah mereka bermain imbang 120 menit.
Oliver Kahn menjadi pahlawan dengan menahan tiga penalti pemain Valencia, Zlatko Zahovic, Amadeo Carboni, dan Mauricio Pellegrino.
Stefan Effenberg mengutarakan kalau hasil tersebut belum tentu bisa mereka raih jika ia dan rekan-rekannya tidak merasakan kekecawaan pada finalmelawan Manchester United.
"Kekalahan di Barcelona membantu mengikat kami bersama sebagai tim dan meningkatkan rasa percaya diri kami," tutur Effenberg.
"Saya tak tahu apakah beberapa pemain bakal unjuk gigi pada 2001 jika mereka tidak melewati pengalaman 1999."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.