"Alasan sederhananya adalah, kami dituntut untuk bisa membawa tim selalu memenangi pertandingan dan mencetak banyak gol. Tetap, yang terjadi sebaliknya. Kami hanya tidak bermain dengan baik, dan kami menelan banyak hasil buruk," kata Mucharski.
Mucharski tidak menampik, perjalanan kariernya bersama Persib tidak berjalan mulus. Namun, dia sudah melupakan momen kelam tersebut. Mucharski juga menegaskan bahwa dia tidak pernah menyesali keputusannya untuk bermain bersama Persib.
Kalaupun ada yang harus disesali, bagi Mucharski itu lebih kepada ketidakmampuannya untuk membuat bobotoh senang. Selama pertandingan, bobotoh selalu mendukung tim dengan sepenuh hati. Hanya, pada saat itu, kemenangan yang diharapkan bobotoh tidak bisa diberikan.
Satu-satunya penyesalan Mucharski adalah, tidak bisa memberikan apa yang diharapkan bobotoh. Padahal, selama pertandingan, bobotoh selalu ada untuk memberikan dukungannya kepada tim dengan sepenuh hati.
"Bagi saya, bobotoh adalah suporter yang luar biasa. Mereka selalu bersorak dan memberikan dukungan kepada kami. Tetapi, pada saat itu, kami tidak bisa memberikan apa yang mereka inginkan, yaitu kemenangan," ujar Mucharski.
Momen indah dengan Persib
Meski sudah 17 tahun berlalu, Mucharski masih mengingat sejumlah momen indah kala dia berseragam Persib. Salah satu yang tak bisa dia lupakan adalah momen kemenangan Persib atas Petrokimia Putra.
Dalam pertandingan yang berlangsung di Stadion Siliwangi, 20 Maret 2003, itu Persib berhasil meraih kemenangan tipis 2-1 melalui gol M Yusuf dan Asep Dayat.
Bagi Mucharski, kemenangan tersebut terasa sangat emosional. Seusai laga, para pemain sampai menangis haru karena kemenangan tersebut.
Maklum, selain mampu mengalahkan tim berstatus juara bertahan. Bagi Persib, kemenangan atas Petrokimia menjadi kemenangan pertama yang diraih pada kompetisi musim 2003. Artinya, mereka harus menunggu hingga pekan ke-13 untuk bisa meraih tiga poin pertamanya di kompetisi.
"Tentu saja, kemenangan dengan Petrokimia menjadi momen yang sangat tidak terlupakan. Mereka adalah juara bertahan dan kami menang di Stadion Siliwangi," tutur Mucharski.
"Sangat indah di tribune dan di ruang ganti, kegembiraan dan air mata pecah, perasaan yang luar biasa," kata dia.
Setelah kemenangan atas Petrokimia Putra, performa Persib di kompetisi memang membaik. Dalam enam laga sebelum putaran pertama berakhir, ada dua kemenangan lagi yang diraih atas PKT Bontang (2-1) dan PSIS Semarang (2-1). Meski begitu, hasil tersebut belum mampu mengangkat Persib dari posisi juru kunci.
Pada akhir putaran pertama, Mucharski, Dolega, dan Orlinski harus mengikuti langkah Bochian dan Marek yang sudah terdepak dari Persib sebelumnya.
Posisi mereka pun digantikan trio pemain Cile; Claudio Lizama, Alejandro Tobar, dan Rodrigo Sanhueza. Posisi Marek di pos pelatih kepala Persib pun digantikan oleh Juan Paez.
Baca juga: Dari Bagas dan Bagus untuk Kesembuhan Striker Persib Wander Luiz...