KOMPAS.com - Keputusan Tottenham Hotspur untuk berpartisipasi dalam skema bantuan keuangan pemerintah dianggap "tak bermoral".
Chairman Tottenham Hotspur Daniel Levy dan 550 pekerja klub (non pemain) akan dikenai pemotongan gaji 20 persen demi mempertahankan pekerjaan mereka di tengah pandemi virus corona.
Daniel Levy mempunyai gaji tahunan 4 juta pound (sekitar 82,5 miliar rupiah) per tahun dan mendapatkan bonus 3 juta pound tahun lalu setelah stadion baru Tottenham Hotspur finish tepat waktu.
Skema yang dikeluarkan pemerintah Inggris ini bertajuk "The Coronavirus Job Retention Scheme".
Baca juga: VIDEO - Debut Conor McGregor di UFC, Pemenang Penghargaan KO Terbaik
Menurut Pemerintah Inggris, skema ini dapat ditempuh apabila pekerja dan yang mempekerjakan mereka setuju untuk tetap mempertahankan sang pekerja di tengah Covid-19.
Menurut Daily Mail, Pemerintah Inggris akan membayarkan 80 persen gaji sang pekerja, dengan batas atas gaji 2.500 pound per bulan.
Seorang pekerja akan tetap dibayar dan membayar pajak pendapatan. Namun, mereka tak diperbolehkan bekerja selama periode ini.
The Coronavirus Job Retention Scheme akan diberlakukan hingga akhir April.
Keputusan Daniel Levy ini tak meliputi pengurangan gaji para personel di lapangan.
Di liga-liga lain, Juventus, Barcelona, Borussia Dortmund, dan Borussie Moenchengladbach menjadi beberapa klub Eropa yang para pemainnya setuju untuk mendapat pemotongan gaji agar dapat menopang para staff non bermain di situasi pandemi virus corona.
Baca juga: Erling Haaland cs Pangkas Gaji, Dortmund Berhemat Rp 175 Miliar demi Bantu Para Staff
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.