TOKYO, KOMPAS.com - Pembatalan atau penundaan perhelatan Olimpiade Tokyo 2020 besar kemungkinan mengganggu perekonomian Jepang.
Laman antaranews.com menulis, sebagian besar belanja domestik untuk Olimpiade sudah selesai.
Lantaran itulah, skenario pembatalan berdampak kecil pada belanja itu.
Baca juga: Olimpiade Tokyo 2020, Ancaman Virus Corona Sentuh Media
Riset Bank of Japan (BoJ) pada 2016 memperkirakan anggaran belanja berkenaan dengan Olimpiade Tokyo 2020 akan mencapai puncak di angka 0,6 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Jepang pada 2018.
Angka itu sama artinya dengan kurang dari 0,2 persen dari PDB 2020.
Namun begitu, pariwisata sebagai penyumbang pertumbuhan ekonomi Jepang belakangan ini, bakal terganggu.
Pada 2019, ada 31,9 wisatawan mancanegara tandang ke Jepang.
Baca juga: Olimpiade Tokyo 2020, Virus Corona Ancam Perusahaan Asuransi
Mereka membelanjakan hampir 4,81 triliun yen atau setara dengan Rp 634 triliun.
"Andai Olimpiade batal, konsumsi 240 miliar yen akan menguap," kata riset Nomura Securities.
Adalah Ekonom Citigroup Global Market Jepang Kiichi Murashima berpandangan bahwa kerugian dari pariwisata berkenaan dengan Olimpiade mencapai 0,2 persen dari pertumbuhan PDB pada triwulan Juli sampai dengan September terhadap triwulan sebelumnya.
Baca juga: Olimpiade Tokyo 2020, Hati-hati Kerugian dari Pemasukan Sponsor
Media
NBC Universal pada Desember mengumumkan sudah menjual lebih dari 1 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 14,23 triliun.
Dana sebesar itu merupakan bentuk komitmen iklan yang direncanakan disiarkan di AS.
Angka itu sudah di ambang melewati angka 1,2 miliar dollar AS atau setara Rp 17 triliun.
Baca juga: Olimpiade Tokyo 2020, Hitung-hitungan Kerugian Dampak Virus Corona
Sementara, induk perusahaan ini, Comcast, sudah setuju membayar 4,38 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 62,36 triliun untuk hak media AS bagi empat Olimpiade mulai 2014-2020.