BANDUNG, KOMPAS.com - Uji tanding Persib Bandung vs Tira-Persikabo berlangsung dalam tensi tinggi.
Pertandingan yang berlangsung di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Kota Bandung, Jumat (21/2/2020) itu sempat diwarnai kericuhan yang melibatkan pemain dari kedua kesebelasan.
Kericuhan tersebut terjadi pada pertengahan babak kedua, tepatnya pada menit ke-65.
Baca juga: Persib Vs Persikabo, Robert Nilai Maung Bandung Siap Hadapi Kompetisi
Berawal dari terjangan keras Abduh Lestaluhu terhadap bek kiri Persib, Ardi Idrus.
Nick Kuipers yang tidak terima rekannya dikasari lawan, berlari dan memprotes keras tindakan Abduh.
Kejadian tersebut memancing pemain lain terlibat dalam keriuhan.
Tak lama kemudian, pemain dari kedua tim terlibat aksi saling dorong di lapangan.
Beruntung, situasi tersebut bisa cepat dikendalikan, sehingga keributan yang lebih besar tidak terjadi.
Sebelum kejadian tersebut, pertandingan Persib vs Tira-Persikabo memang berlangsung keras.
Banyak pelanggaran keras yang dilakukan pemain kedua tim, dan wasit pun banyak mengeluarkan kartu kuning.
Pelatih Persib, Robert Rene Alberts, menganggap wajar keributan yang terjadi di lapangan, walau dalam konteks uji tanding.
Menurut Alberts, kedua kesebelasan sudah melakukan pendekatan untuk tampil di kompetisi.
Maklum, pertandingan tersebut juga digelar beberapa pekan sebelum kompetisi bergulir. Sehingga Persib dan Tira-Persikabo mulai serius melakoni pertandingan, walau dalam uji tanding.
"Saya katakan, kedua tim melakukan pendekatan serius untuk liga dan Persikabo adalah tim yang kami tahu dari musim lalu selalu memulai liga dengan bagus," kata Alberts seusai laga.
"Mereka menunjukan sudah siap, dan tim kami juga sudah siap. Saya juga lebh fokus pada Persib daripada Persikabo," ucap dia.
Senada dengan Alberts, asisten pelatih Tira-Persikabo Miftahudin Muson pun mewajarkan tensi tinggi dalam uji tanding tersebut.
Menurut Miftahudin, hal tersebut lumrah terjadi dalam sepak bola.
Baca juga: Persib Berpeluang Kembali Berkandang di Stadion GBLA
Meski berlangsung dalam tensi tinggi, dan sempat terjadi ketegangan yang melibatkan pemain, Miftahudin menegaskan para pemain tetap memiliki hubungan baik.
Rivalitas hanya terjadi di lapangan selama 90 menit.
"Ya inilah sepak bola. Yang penting 90 menit adalah rivalitas setelah itu teman. Di sini ada anak buah saya, semua, coach Yaya saja kursus bareng saya," tutur Miftahudin.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.