JAKARTA, KOMPAS.com - Suharyadi adalah nama yang tak lekang dalam benak pecinta olahraga tenis di Indonesia.
Laman merahputih.com mencatat, atlet tenis kelahiran 14 Februari 1965 adalah wakil Indonesia untuk tiga pesta olahraga akbar kelas dunia.
Pertama, Olimpiade Los Angeles, Amerika Serikat pada 1984.
Kedua Olimpiade Seoul, Korea Selatan pada 1988.
Ketiga, Olimpiade Barcelona, Spanyol pada 1992.
Baca juga: SEA Games 2019, Lagi, Apresiasi untuk Cabor Tenis
Di tingkat regional Asia Tenggara, pria yang mempersunting petenis putri menyumbangkan medali emas pada SEA Games XIV/1987 di Jakarta.
Kala itu, ia berpasangan dengan Wailan Walalangi di nomor ganda putra.
Sementara, pada Asian Games 1990 di Beijing, China, saat berpasangan dengan Yayuk Basuki di nomor ganda campuran, torehannya adalah medali emas.
Dua
Untuk mengalahkan lawan, Suharyadi mengandalkan dua pukulan dalam tenis.
Pertama adalah pukulan ground stroke.
Pukulan ini mengandalkan pukulan backhand atau forehand yang dilakukan setelah bola memantul.
Sementara, pukulan forehand adalah pukulan saat telapak tangan yang memegang raket dihadapkan ke depan.
Kemudian, pemain memukul bola dengan ayunan yang datang dari belakang badan pemain serta bagian depan raket menghadap bola.
Sebaliknya, pukulan backhand adalah saat punggung tangan yang memegang raket dihadapkan ke depan.
Selanjutnya, pemain memukul bola menggunakan bagian belakang dari raket.
Lantas, pukulan kedua bernama top spin.
Pukulan ini adalah pukulan yang menghasilkan putaran bola ke arah depan dengan laju bola yang bersifat parabolik.
Top spin dihasilkan dengan cara memukul bola dari arah bawah bagian belakang dan menepis bola dengan gerakan cepat ke arah atas dan ke depan.
Rupanya, dua jenis pukulan itu juga menjadi favorit bagi Firli Bahuri, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi 2019-2023.
Menurutnya, kemampuannya memanfaatkan dua pukulan itu diperoleh dari arahan Suharyadi.
"Berkat arahan dari Suharyadi," ujarnya, Selasa lalu.
Selanjutnya, pria yang juga menyukai olahraga badminton itu mengatakan di dalam pertandingan olahraga dipastikan situasinya akan selalu berbeda.
Kesempatan yang ada di suatu pertandingan pun juga berbeda.
Untuk itulah jangan menunda apapun, sebab belum tentu kemenangan bisa diraih di laga berikut.
"Ini pegangan hidup," ujarnya.
Sementara itu, Firli selalu menyempatkan diri untuk berlatih secara rutin di akhir pekan demi menjaga kebugaran fisik dan mental.
Olahraga, bagi Firli, membuat dirinya dapat berekspresi bebas secara positif.
"Olahraga memang membangun dan memelihara silaturahim," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.