KOMPAS.com - FIFA menjatuhkan hukuman lebih berat untuk Indonesia ketimbang Malaysia sebagai buntut insiden yang terjadi di Stadion Bukit Jalil, 19 November 2019.
Hal itu tertuang dalam rangkuman pelanggaran dan hukuman untuk laga Kualifikasi Piala Dunia 2022 yang dirilis FIFA pada 19 Desember 2019.
Di dalam rilis media itu, Indonesia dan Malaysia dihukum karena terjadi kerusuhan saat kedua negara bertemu pada laga kelima Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022.
Kedua suporter sempat terlibat kerusuhan di dalam stadion saat pertandingan berlangsung.
Akibat insiden di stadion kebanggaan Negeri Jiran tersebut, Indonesia dan Malaysia mendapat hukuman denda dan peringatan.
Indonesia dan Malaysia melanggar pasal 16 Kode Disiplin FIFA (FDC) yang berbunyi:
"Ketertiban dan keamanan pada pertandingan (menyalakan kembang api atau benda lain; merusak fasilitas; kurangnya ketertiban atau disiplin yang diamati di stadion)"
Baca juga: Shin Tae-Yong Bicara Prospek Timnas Indonesia Empat Tahun ke Depan
Malaysia dihukum denda 50 ribu Franc Swiss (CHF) atau setara Rp 716 juta.
Di sisi lain, Indonesia mendapat hukuman denda lebih besar yakni 200 ribu CHF atau setara Rp 2,86 miliar.
Tidak hanya itu, Indonesia juga dihukum satu laga tanpa penonton.
Hukuman yang lebih berat untuk Indonesia harus diterima karena melanggar dua pasal. Selain pasal 16, Indonesia juga melanggar pasal 12 yang berbunyi:
"Kesalahan pemain dan ofisial yang mengulur waktu sepak mula."
Indonesia juga mendapat hukuman 45 ribu CHF untuk pelanggaran pasal 16 pada pertemuan pertama kedua negara di Stadion Gelora Bung Karno.
Pasal yang dilanggar berbunyi: "Ketertiban dan keamanan pada pertandingan; pelemparan objek-objek; menyalakan kembang api; menggunakan gestur, kata-kata, atau objek-objek untuk menyampaikan pesan yang tidak sepantasnya di sebuah event olahraga; kurangnya tata tertib atau disiplin di dalam atau sekitar stadion."
Baca juga: Garuda Select Vs Torio U-17, Bagus Kahfi dkk Petik Kemenangan
Hingga saat ini, masih belum diketahui pertandingan mana yang Timnas Indonesia harus jalani tanpa dukungan penonton.