2008-2009
Liverpool di bawah kendali Rafael Benitez sangat diperhitungkan. Beberapa kali mereka bisa memuncaki klasemen, meski kemudian bisa digeser lagi.
Setelah melengserkan Chelsea, Si Merah sempat bertahan selama lima pekan di puncak sebelum disalip Man United. Hasil imbang melawan Stoke City membuat Steven Gerrard dkk harus merelakan posisi tersebut kepada sang rival.
Setelah itu, Liverpool kesulitan untuk bangkit dan mengejar Man United yang kian menjauh. Alhasil, status nyaris juara kembali disandang Liverpool karena mereka hanya mampu duduk di urutan kedua klasemen akhir.
Liverpool terpaut empat angka dari The Red Devils, julukan Man United.
2013-2014
Liverpool musim 2013-2014 memberikan harapan yang sangat besar untuk para fans karena mereka sudah di ambang juara. Pasalnya, Liverpool berhasil menduduki puncak klasemen setelah menang 3-2 atas Manchester City pada pekan ke-34.
Sayang, menjelang garis finis mereka terpeleset. Kekalahan dari Chelsea pada laga pekan ke-36 membuat Man City kembali ke posisi teratas. Man City unggul selisih gol atas The Reds.
Pada akhir kompetisi, Liverpool tak mampu membendung Man City yang menjadi juara dengan koleksi 86 poin. Rival sekota Man United tersebut unggul dua poin atas Liverpool yang hanya menjadi runner-up.
2018-2019
Masuknya Juergen Klopp sebagai manajer pada Oktober 2015 membangkitkan gairah tim untuk segera mengakhiri penantian panjang menjadi juara Premier League.
Liverpool memberikan sinyal itu ketika melakoni musim 2018-2019.
Tengok saja perjalanan mereka sepanjang musim tersebut. Firmino dkk hanya mengalami satu kekalahan ketika melawan Man City pada awal Januari 2019.
Akan tetapi, raihan tersebut belum cukup untuk membawa Liverpool menjadi juara. Sebab, Man City pun tampil sangat impresif meskipun pasukan Pep Guardiola mengalami dua kekalahan.
Baca juga: Sangat Sulit Dihentikan, Liverpool Hilangkan Kutukan The Next Year?
Jumlah kemenangan dan hasil imbang menjadi pembeda. Liverpool "cuma" menang 30 kali dan meraih tujuh kali imbang, sedangkan Man City 32 kali menang dan hanya dua kali imbang.
Ini berimbas pada posisi di klasemen akhir. Liverpool menempati posisi runner-up dengan koleksi 97 poin, terpaut satu angka dari The Citizens yang bisa mempertahankan gelar.
Meski gagal juara, Klopp puas melihat perkembangan timnya. Mantan pelatih Borussia Dortmund ini sangat yakin kemajuan skuadnya akan memberikan dampak positif pada waktu mendatang.
“Kami membuat sebuah lompatan yang besar. Anak-anak mendorong mereka ke level yang baru, yang mana saya suka, dan perkembangan dan perbaikan itu belum selesai…” ucapnya.
2019-2020
Musim ini, Liverpool tampil sangat konsisten. Sejak awal kompetisi, mereka sudah berada di barisan terdepan dan bersaing ketat dengan Man City, yang justru menurun saat memasuki paruh musim.
Kini, saat kompetisi sudah memasuki pekan ke-20, Liverpool masih tetap stabil. Mereka mempertahankan rekor tak terkalahkan dan sudah menorehkan 18 kemenangan dari 19 laga.
Bandingkan dengan Leicester dan Man City, yang sudah melakoni 20 pertandingan dan sama-sama baru mengemas 13 kemenangan.
Sejauh ini, Leicester mengalami empat kekalahan dan duduk di urutan kedua, sedangkan Man City sudah lima kali kalah sehingga berada di urutan ketiga.
Liverpool punya peluang menjauh lagi karena masih menyimpan satu pertandingan melawan West Ham. Andai laga itu bisa dimenangkan, Mohamed Salah dkk akan melebarkan jarak dengan Leicester yang kini terbentang 13 poin.
Nah, setelah melewati "kutukan" Boxing Day dan memperlihatkan konsistensinya sejauh ini, wajar jika Liverpool menjadi favorit juara musim 2019-2020.
Dengan demikian, penantian panjang selama 30 tahun untuk mengakhiri paceklik gelar juara Premier League, bakal terwujud.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.