Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aloysius Gonsaga AE
Soccer Assistant Editor

ASISTEN EDITOR BOLA

Desember Ceria, Hanya Nasib Sial yang Menghalangi Liverpool Juara Liga Inggris

Kompas.com - 30/12/2019, 10:07 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

"Seperti yang semua orang (nilai), kami sudah keluar dari persaingan juara. Kami sudah tidak punya peluang. Sekarang kami hanya memikirkan penampilan kami," ujar mantan pelatih Barcelona dan Bayern Muenchen ini.

Baca juga: Liverpool Vs Wolves, Tekanan Jadi Hadiah Bagi Klopp

Memang, kekuatan Liverpool pada musim ini sangat menjanjikan.

Produktivitas mereka termasuk yang terbaik di Inggris karena sudah menghasilkan 47 gol dari 19 laga yang sudah dimainkan. Liverpool hanya kalah dari Man City (menghasilkan 54 gol).

Kebuasan dalam hal menjebol gawang lawan diimbangi pertahanan yang sangat solid.

Liverpool merupakan tim dengan jumlah kebobolan paling sedikit dalam Premier League 2019-2020 karena gawang mereka baru kemasukan 14 gol.

Nah, jika konsistensi tersebut berlanjut, tak ada yang bisa menghalangi Liverpool mengakhiri penantian selama tiga dekade untuk menjadi juara Liga Inggris.

Hanya keajaiban dan nasib sial yang mampu merusak persiapan pesta The Reds.

Penantian selama 30 tahun

Kali terakhir Liverpool menjadi juara Liga Inggris pada musim kompetisi 1989-1990, ketika Liga Inggris masih bernama Divisi I. Trofi tersebut menjadi gelar juara ke-18 Liga Inggris untuk klub yang berdiri pada 1892 tersebut.

Artinya, Liverpool sudah menanti selama 30 tahun untuk mengakhiri paceklik gelar juara Premier League.

Proses meraih gelar ke-18 itu terbilang sangat mendebarkan karena sang jawara ditentukan pada laga pamungkas. Liverpool asuhan Kenny Dalglish, yang kala itu berada di puncak klasemen, hanya unggul dua poin atas Aston Villa.

Pada laga pamungkas, Liverpool menang 2-1 atas Queens Park Rangers (QPR) sedangkan dalam laga lain, Aston Villa bermain imbang 3-3 melawan Norwich City.

Baca juga: Klopp Akui Betapa Pentingnya Kehadiran Roberto Firmino di Liverpool

Dengan demikian, The Reds menentukan sendiri nasibnya untuk menjadi juara, tanpa memikirkan hasil laga lain.

Namun sejak itu, terutama saat format liga berganti menjadi Premier League pada 1992-1993, Liverpool tak pernah lagi menjadi juara.

Mereka hanya berstatus tim "nyaris juara" karena selalu gagal menjelang garis finis meski tampil sangat impresif pada awal musim.

Musim 1996-1997

Liverpool musim 1996-1997 termasuk kandidat juara. Dihuni pemain top seperti Robbie Fowler dan Stan Collymore, The Reds digadang-gadang bakal menghambat Manchester United.

Nyatanya, mereka hanya terpaut satu poin dari sang pamuncak, Man United, saat Liga Inggris sudah memasuki pekan ke-25.

Sayang, inkonsistensi membuat Liverpool gagal melanjutkan persaingan sehingga mereka hanya finis di urutan keempat.

Musim 2001-2002

Bermodalkan treble winners karena menjuarai Piala Liga, Piala FA dan Piala UEFA serta finis di urutan ketiga pada musim sebelumnya, Liverpool termasuk favorit juara pada Premier League 2001-2002.

Namun pada awal musim, The Reds harus kehilangan sang manajer, Gerard Houllier, yang jatuh sakit sehingga menepi selama lima bulan.

Kendali skuad Liverpool pun diserahkan kepada sang asisten, Phil Thompson, yang ditunjuk sebagai manajer sementara.

Dalam masa krisis itu, Phil Thompson membawa Liverpool naik ke peringkat kelima pada akhir Oktober 2001.

Si Merah bahkan telah bertengger di puncak klasemen sementara Premier League hanya berselang sebulan. Liverpool unggul dua poin atas Leeds United di peringkat kedua.

Baca juga: Pep Guardiola Bosan Ditanya soal Liverpool dan Gelar Liga Inggris

Namun, Liverpool tak bisa mempertahankan posisinya di puncak karena pada pertengahan Desember 2001, Newcastle United menyalipnya. Newcastle berhak duduk di singgasana karena unggul produktivitas gol (30 berbanding 25).

Setelah itu, posisi Liverpool terus melorot hingga peringkat keempat. Pada Januari 2002, mereka tertinggal dua poin dari Manchester United yang memimpin klasemen.

Saat Houllier kembali pada Maret 2002, kondisi Liverpool membaik. The Reds mencapai perempat final Liga Champions dan kembali ke puncak klasemen saat Premier League menyisakan lima pertandingan.

Situasi tersebut membuat Liverpudlian optimistis timnya akan kembali menjadi yang terbaik di Inggris.

Namun mimpi itu tak menjadi nyata karena Liverpool lagi-lagi gagal meraih gelar juara Premier League. Mereka harus puas finis di peringkat kedua karena terpaut tujuh poin dari Arsenal yang merebut trofi juara.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelatih Qatar Sebut Laga Vs Timnas U23 Indonesia Sangat Sulit, Kecewa Babak Kedua

Pelatih Qatar Sebut Laga Vs Timnas U23 Indonesia Sangat Sulit, Kecewa Babak Kedua

Timnas Indonesia
Skorsing Ivar Jenner dan Ramadhan Sananta, Lewatkan Indonesia Vs Australia

Skorsing Ivar Jenner dan Ramadhan Sananta, Lewatkan Indonesia Vs Australia

Timnas Indonesia
Hasil Liga 1: Nainggolan Bantu Bhayangkara Pesta 7 Gol, PSM Bekuk PSIS

Hasil Liga 1: Nainggolan Bantu Bhayangkara Pesta 7 Gol, PSM Bekuk PSIS

Liga Indonesia
Alasan Wasit Tak Cek VAR Saat Usir Ivar Jenner pada Qatar Vs Indonesia

Alasan Wasit Tak Cek VAR Saat Usir Ivar Jenner pada Qatar Vs Indonesia

Timnas Indonesia
Profil Nasrullo Kabirov: Pernah ke Indonesia, Punya Riwayat Beri Qatar 3 Penalti

Profil Nasrullo Kabirov: Pernah ke Indonesia, Punya Riwayat Beri Qatar 3 Penalti

Internasional
Barcelona Vs PSG, Perang Besar Sepak Bola untuk Xavi

Barcelona Vs PSG, Perang Besar Sepak Bola untuk Xavi

Liga Champions
Update Ranking BWF: Jonatan Christie Tembus 3 Besar, Ginting Melorot 4 Tingkat

Update Ranking BWF: Jonatan Christie Tembus 3 Besar, Ginting Melorot 4 Tingkat

Badminton
AC Milan dan Rafael Leao Rilis Koleksi Spesial, Filosofi Peselancar

AC Milan dan Rafael Leao Rilis Koleksi Spesial, Filosofi Peselancar

Liga Italia
Daftar Pemain Indonesia di Thomas dan Uber Cup 2024

Daftar Pemain Indonesia di Thomas dan Uber Cup 2024

Badminton
Anthony Engelen Siap Tarung di HSS Series 5 dengan 10 Jahitan di Kaki

Anthony Engelen Siap Tarung di HSS Series 5 dengan 10 Jahitan di Kaki

Olahraga
Championship Series Liga 1, Persib Pantang Bergantung Hasil Tim Lain

Championship Series Liga 1, Persib Pantang Bergantung Hasil Tim Lain

Liga Indonesia
3 Fakta Usai Timnas Indonesia Takluk dari Qatar di Piala Asia U23 2024

3 Fakta Usai Timnas Indonesia Takluk dari Qatar di Piala Asia U23 2024

Timnas Indonesia
Hasil Persebaya Vs Dewa United 0-3, Bajul Ijo Dijebol Mantan

Hasil Persebaya Vs Dewa United 0-3, Bajul Ijo Dijebol Mantan

Liga Indonesia
Barcelona Vs PSG, Bukan Pertarungan Xavi dan Luis Enrique

Barcelona Vs PSG, Bukan Pertarungan Xavi dan Luis Enrique

Liga Champions
Peringatan Pochettino kepada Jackson dan Madueke yang Rebutan Penalti

Peringatan Pochettino kepada Jackson dan Madueke yang Rebutan Penalti

Liga Inggris
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com