BANDUNG, KOMPAS.com - Dalam dua musim terakhir, Persib Bandung melakukan langkah berani dengan mendepak dua pemain senior yang sudah dianggap sebagai legenda tim.
Pada akhir musim 2018, klub berjulukan Maung Bandung itu mendepak Atep dan Tony Sucipto, yang sudah lebih dari lima musim memperkuat Persib.
Terdepaknya Atep dan Tony sempat mendapatkan protes dari bobotoh.
Terlebih pencoretan Atep, yang dalam beberapa tahun terakhir muncul sebagai ikon tim Persib.
Atep membela Persib dari musim 2008 hingga 2018.
Selama satu dekade karier Atep bersama klub berjulukan Maung Bandung itu, empat gelar juara berhasil disumbangkan pemain asal Cianjur itu.
Baca juga: Berseragam Persib, Esteban Vizcarra Kenakan Nomor Bekas Atep
Setelah Atep, giliran Hariono yang kemudian terdepak dari skuad Persib. Hariono dipastikan tercoret dari skuad Persib di musim 2020.
Gelandang 34 tahun itu harus mengakhiri 11 tahun kariernya bersama Persib karena kontraknya tak lagi diperpanjang untuk musim depan.
Baca juga: Saat Dingin Hujan Tak Sedingin Hariono...
Sama halnya dengan Atep, pencoretan Hariono pun membuat kebanyakan bobotoh protes.
Akan tetapi, keputusan sudah dibuat, dan Hariono pun harus mengikuti jejak Atep untuk meninggalkan Persib.
Mencoret dua pemain yang sudah dicap sebagai legenda klub, dalam dua musim terakhir, menyebabkan Persib terkena dampak opini miring publik.
Tidak sedikit yang menyebut Persib sebagai tim yang tega membuang pemain yang sudah dianggap sebagai legenda atau ikon klub.
Direktur PT Persib Bandung Bermartabat (PBB), Teddy Tjahyono, angkat bicara mengenai hal tersebut.
Menurut Teddy, status legenda Persib tetap melekat dalam diri Atep maupun Hariono, meski kini sudah tidak lagi berseragam Persib.
Teddy menyampaikan, situasi seperti itu lumrah terjadi dalam dunia sepak bola profesional.