KOMPAS.com - Era elektrifikasi kendaraan secara perlahan sudah dimulai, tak terkecuali di ajang balap dunia.
Sejak 2014 silam, ajang balap mobil listrik Formula E bahkan sudah rutin digelar.
Namun, tidak demikian dengan Formula 1. Sampai sejauh ini, F1 sudah memasuki era mesin hybrid.
Lantas, mungkinkah F1 ke depannya juga melangkah ke era mobil listrik?
Baca juga: Pabrikan Jerman Kuasai Seri II Formula E di Diriyah, Arab Saudi
Belum lama ini, Presiden FIA (Federasi Balap Mobil Dunia) Jean Todt menyatakan F1 tak akan pernah menjadi ajang balap mobil listrik, setidaknya hingga satu dekade ke depan.
Pasalnya, Todt ragu tenaga listrik yang ada saat ini dapat memenuhi tuntutan kecepatan mobil F1.
Meski kecepatan mobil listrik secara bertahap mengalami peningkatan, Todt menyatakan belum ada mobil balapnya yang mampu menyamai kecepatan F1.
Baca juga: Jumlah Penonton Sepanjang 2019, F1 Masih Unggul Atas MotoGP
"Anda tidak bisa membayangkan FE akan menggantikan F1. 300 kilometer per jam? Sampai saat ini, tidak ada satu mobil balap (listrik) yang mampu mencapai 300 kpj seperti yang dilakukan F1," ujar Todt.
"Butuh satu dekade sebelum itu bisa terjadi, jika itu terjadi," kata dia.
Menurut Todt, sampai sejauh ini hybrid masih menjadi pilihan yang tepat, sambil terus melihat pengembangan bahan bakar ramah lingkungan selain listrik.
Pandangan Todt didukung oleh kepala mesin F1 Mercedes, Andy Cowell. Menurutnya, F1 dapat memberi keuntungan besar dalam pengembangkan teknologi bio-berkelanjutan di masa depan.
"Jadi saya pikir itu sebabnya langkah yang kami ambil untuk tahun 2021 adalah penting, di mana kami memperkenalkan bahan bakar bio 10 persen berkelanjutan," ucap Cowell.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.