Kembali perkasanya timnas voli putra Indonesia bisa dibilang tak lepas dari tangan dingin Li Qiujiang.
Li adalah pelatih kawakan yang sempat beberapa tahun menghilang dari dunia bola voli Indonesia.
Juru taktik asal China itu pernah mengarsiteki timnas pada 2007-2011. Ia berhasil mempersembahkan medali emas untuk tim voli putra pada SEA Games 2007 dan 2009.
Li juga pernah melatih di beberapa klub Tanah Air hingga 2014. Setelah itu, ia kembali ke negara asalnya selama beberapa tahun.
"Saya kembali ke China melatih tim putri junior provinsi Chengdu pada kompetisi Liga China," kata Li kepada Bolasport saat peluncuran tim di Gedung BNI 46, Jakarta, Jumat (12/1/2018).
Baca juga: Tahun Depan, Purwokerto Jadi Tuan Rumah Baru Proliga
Menjelang akhir 2017, legenda pebola voli nasional, Loudry Maspaitella, menghubungi pria yang akrab disapa dengan Mr Li untuk melatih BNI.
"Permintaan Loudry saya terima karena sudah lama saya meninggalkan Indonesia. Rasanya senang bisa kembali ke Indonesia dan bertemu dengan pemain yang pernah saya latih dulu," ucap Li.
Keberhasilan timnas voli putra meraih emas sangat disyukuri oleh seluruh tim, tak terkecuali manajer timnas voli Indonesia, Santiaji.
"Saya katakan berkali-kali sebelum tim bermain, kepercayaan diri dan teman adalah kunci pokok keberhasilan tim ini," ucap Santiaji.
"Dari awal, kami memang sudah memenuhi target dan pada saat set awal. Keyakinan inilah yang membuat tim, terutama yang dinakhodai Nizar (Zulfikar, kapten) bisa memenangi pertandingan demi pertandingan," katanya.
Menurut Santiaji, kemenangan 3-0 atas Vietnam dan Filipina pada laga penyisihan Grup B SEA Games 2019 menjadi modal ketika bertemu kembali Filipina pada final SEA Games 2019.
Filipina di luar dugaan mampu menumbangkan Thailand yang merupakan peraih medali emas SEA Games sejak 2011, dengan skor 3-2 (17-25, 25-20, 23-25, 27-25, 17-15) pada semifinal.
Baca juga: Target Tiga Emas di Cabor Voli
"Modal kemenangan 3-0 menjadi modal pada final. Terbukti pada final, teman-teman bisa membuktikan menang 3-0. Itu hal luar biasa yang terjadi pada kawan-kawan," ujar Santiaji.
"Kemenangan ini adalah penantian 10 tahun. Artinya, ini satu kebanggaan seluruh bangsa dan perbolavolian Indonesia meningkat lagi. Kecintaan masyarakat dan dukungan masyarakat semakin bertambah dan memberikan dukungan seterusnya," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.