KOMPAS.COM - Ada sebuah kejadian menarik seusai atlet angkat besi 61 kilogram, Eko Yuli Irawan, meraih medali emas SEA Games 2019.
Perlombaan digelar di Ninoy Stadium, Metro Manila, Filipina, Senin (2/12/2019).
Eko menjadi juara setelah mencatat angkatan total 309 kg terdiri dari snatch 140 kg dan clean and jerk 169 kg.
Setelah penyerahan medali, Eko Yuli kemudian melakukan sesi foto dan tanya jawab dengan media.
Pasca-interview dengan media Indonesia, Eko Yuli dihampiri oleh salah satu media Filipina.
Mereka meminta izin kepada Eko Yuli untuk wawancara. Namun, Eko Yuli keberatan karena keterbatasan berbicara dengan bahasa Inggris.
Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Raja Sapta Oktohari, yang duduk di samping Eko Yuli langsung menawarkan diri untuk menjadi penerjemah.
Baca juga: Eko Yuli Bersyukur Bisa Raih Medali Emas
Alhasil, wawancara antara Eko Yuli dengan media Filipina tersebut akhirnya berjalan lancar dengan bantuan Raja Sapta.
"Pokoknya merangkap. Tidak apa-apa yang penting emas," kata Okto, sapaan akrabnya, kepada Kompas.com.
Okto pun mengapresiasi perjuangan Eko Yuli. Bahkan saking antusiasnya, Okto mengaku kakinya mengalami keseleo.
"Soalnya, saya sama Eko punya history. Pada Olimpiade 2016, sama-sama ngikutin perjuangan Eko. Ini cukup emosional. Jadi pas berhasil, saya lompat-lompat," tuturnya Okto.
Okto berharap Eko bisa meraih medali emas di Olimpiade 2020 Tokyo.
Di sisi lain, Eko Yuli juga berharap bisa meraih prestasi di Olimpiade 2020.
"Saya minta doa dan dukungan. Semoga persiapannya jauh lebih baik lagi. Jauh dari cedera dan sakit sehingga bisa maksimal di Olimpiade," tutur Eko Yuli.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.