Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Simpang Siur Pengeroyokan dan Penangkapan Suporter Indonesia di Malaysia

Kompas.com - 23/11/2019, 17:00 WIB
Alsadad Rudi,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Laga Kualifikasi Piala Dunia 2022 Grup G antara timnas Malaysia vs Indonesia sudah berakhir beberapa hari lalu.

Pertandingan antara Malaysia vs Indonesia itu berlangsung di Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Selasa (19/11/2019).

Laga berakhir dengan skor 2-0 untuk kemenangan timnas Malaysia.

Meski sudah berselang empat hari, laga tersebut masih menjadi perbincangan hingga kini.

Penyebabnya karena adanya informasi seputar pengeroyokan dan penangkapan suporter Indonesia di Malaysia.

Otoritas dan pejabat di kedua negara saling bantah-membantah dan adu klaim.

Kompas.com merangkum kejadian demi kejadian terkait kasus tersebut sesuai dengan perkembangan sampai dengan Sabtu (23/11/2019) hari ini.

Baca juga: Suporter Ditahan di Malaysia, Mahfud MD: Pemerintah Tempuh Langkah Diplomatik 

1. Diawali video yang viral

Sebuah video yang menyebutkan terjadi pemukulan terhadap seorang suporter Indonesia viral di media sosial, Kamis (21/11/2019).

Selain itu, beredar pula sebuah gambar yang menyebutkan seorang suporter Indonesia ditusuk hingga meninggal dunia.

Mengonfirmasi informasi ini, Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga Gatot S Dewa Broto memberikan penjelasannya, Jumat (22/11/2019), saat dihubungi Kompas.com.

Dari koordinasi yang dilakukannya dengan pihak KBRI Kuala Lumpur, Gatot menyebut peristiwa pemukulan benar terjadi sehari sebelum pertandingan.

 

2. Terkait pemukulan dan informasi soal suporter yang meninggal dunia

Gatot menjelaskan, insiden pemukulan yang dilakukan oleh suporter Malaysia tersebut terjadi sehari sebelum pertandingan digelar.

"KBRI di Kuala Lumpur yang saya hubungi membenarkan informasi itu. Namun, yang perlu diluruskan adalah bahwa insiden suporter Indonesia yang dipukuli itu adalah sehari sebelum adanya pertandingan," kata Gatot.

Selain dipukuli, Gatot mengungkapkan, paspor korban juga direbut oleh suporter Malaysia.

Namun, KBRI tidak berhasil saat mencoba menghubungi suporter Indonesia yang dipukuli tersebut. Upaya komunikasi dilakukan sehari setelah peristiwa.

Mengenai informasi yang menyebut ada suporter yang meninggal dunia, Gatot membantahnya.

Baca juga: RI Kirim Nota Protes ke Malaysia soal Penganiayaan terhadap Suporter Indonesia

3. Tiga WNI ditangkap karena terorisme

Gatot membantah informasi ada tiga orang suporter Indonesia yang ditangkap oleh pihak Kepolisian Malaysia.

Gatot mengatakan, tiga orang WNI ditangkap karena dugaan menyebarkan berita bohong atau hoaks terkait isu terorisme.

"Yang benar adalah memang ada penangkapan terhadap tiga orang WNI, tetapi tidak terkait dengan sepak bola, tetapi terkait dengan hoaks isu terorisme berdasarkan ISA," ujar Gatot.

ISA adalah Internal Security Act, semacam undang-undang keadaan darurat. Gatot mengatakan, berdasarkan ISA, aparat di Malaysia berhak melakukan penangkapan terhadap orang yang diduga berpotensi mengganggu keamanan negara.

Kemenpora akan mengirim surat kepada Kementerian Belia dan Sukan Malaysia untuk mengklarifikasi peristiwa ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com