KOMPAS.com - Pengamat dari Save Our Soccer (SOS), Akmal Marhali, menyayangkan aksi perusakan Stadion Gelora Bung Tomo oleh oknum suporter seusai laga Persebaya Surabaya vs PSS Sleman pada beberapa waktu lalu.
Akmal, yang hadir pada acara Penyampaian Visi-Misi Calon Ketua PSSI 2019-2023 di Wisma Kemenpora, Rabu (30/10/2019), menyebut tak hanya PSSI yang harus berbenah, tetapi juga suporter.
Menurut Akmal, jika ingin protes terhadap manajemen klub, seharusnya suporter tidak merusak fasilitas stadion.
"Sangat disesalkan dengan yang dilakukan kawan-kawan Bonek, merusak fasilitas umum, apalagi fasilitas sepak bola, sangat disayangkan," kata Akmal.
Baca juga: Resmi, Persebaya Surabaya Tunjuk Aji Santoso sebagai Pelatih Baru
"Kalau mau protes dengan manajemen, demo saja di kantor Persebaya. Padahal, cara mereka pada akhir babak pertama dengan mengosongkan tribune sudah benar," tutur dia.
Kericuhan yang dilakukan ratusan oknum suporter Persebaya terjadi karena kekecewaan mereka terhadap performa Bajul Ijo belakangan ini.
Dari enam pertandingan terakhir Liga 1 2019, Persebaya memang gagal mendulang kemenangan.
Bahkan, mereka sudah menelan tiga kekalahan beruntun, yaitu dari Persib Bandung, Persela Lamongan, dan teranyar PSS Sleman.
Ratusan oknum suporter pun turun ke lapangan stadion usai laga Persebaya vs PSS Sleman, sebagai bentuk protes.
Baca juga: Usai Dirusak Suporter, Gelora Bung Tomo Segera Diperbaiki
Aksi suporter semakin menjadi-jadi di tengah lapangan, di antaranya merusak papan iklan, tempat ofisial, bangku cadangan pemain, jaring gawang, dan sarana lainnya.
Suporter yang semakin marah membakar papan-papan iklan dan spanduk di lapangan hingga asap pekat membubung tinggi dari dalam stadion.
Aparat keamanan tidak bisa berbuat banyak karena mereka kalah jumlah dari para suporter yang melakukan aksi perusakan.
Sebelum ricuh suporter di Gelora Bung Tomo, kerusuhan suporter juga terjadi di Stadion Mandala Krida dalam laga Liga 2, PSIM Yogyakara vs Persis Solo.
Selain itu, ada pula ricuh suporter usai pertandingan Perserang vs Cilegon United.
"Masalah awal ini komunikasi yang intens, bagaimana pun suporter itu bagian dari sepak bola," katanya.
Baca juga: Bonek Sebut Mourinho Lagi Menganggur sehingga Bisa Direkrut Persebaya
"Kalau mau dibilang customer, suporter harus dapat apa yang diinginkan. Kalau suporter tidak dapat barang yang diinginkan, ya protes. Itu bagian dinamika customer, tetapi caranya harus elegan," ujar Akmal.
Akmal menyebut suporter seharusnya menjadi teladan ketika federasi dan manajemen klub sepak bola Indonesia tidak bekerja sesuai harapan.
"Kita sebagai suporter seharusnya bisa memberikan contoh agar semua petinggi malu," ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.