Man United vs Liverpool, Perang Urat Syaraf Solskjaer kepada Tim Tamu

KOMPAS.com - Jelang partai besar Liga Inggris pekan ke-9 antara Manchester United vs Liverpool, Minggu (20/10/2019), persiapan strategi terus dimatangkan.

Selain strategi di lapangan, sebuah tim juga bisa memberi tekanan lewat perang perkataan ataupun psywar.

Ungkapan psywar tersebut terlontar dari bibir pelatih Ole Gunnar Solskjaer jelang laga Manchester United vs Liverpool. 

"Saya yakin kami bisa kembali ke papan atas dan akhirnya menjuarai liga (Inggris)," kata pelatih Man United itu dikutip Sky Sports.

Baca juga: Link Live Streaming Manchester United Vs Liverpool

"Dan, saya yakin kami tak perlu 30 tahun untuk memenangi kembali gelar Liga Inggris," kata dia.

Sebutan 30 tahun itu tentu mengarah kepada lawan Man United nanti, Liverpool.

Pasalnya, Liverpool terakhir kali merengkuh juara Liga Inggris di musim 1989-1990.

Kala itu, The Reds - julukan Liverpool, masih dibesut oleh Kenny Dalglish.

Sebaliknya, selama kurun waktu 30 tahun itu pula, Man United mengumpulkan gelarnya hingga berjumlah 20 trofi Liga Inggris.

Meski demikian, laga Man United vs Liverpool ini tentu berat jika melihat statistik antara kedua tim yang cukup berbeda.

Baca juga: Man United Vs Liverpool, Solskjaer Tak Berpikir The Reds Akan Parkir Bus

Liverpool saat ini belum terkalahkan dari 8 pertandingan sejak Liga Inggris bergulir.

Adapun Setan Merah - julukan Man United - tumpul di lini depan dari 10 pertandingan terakhir dari semua kompetisi.

Namun, Solskjaer tetap percaya diri dengan skuadnya saat ini.

"Performa dan hasil yang baik bagi kami di sini dapat mengubah musim," ujar Solskjaer.

"Itu bisa mengubah kepercayaan diri pemain, suasana hati pemain, persepsi mereka tentang apa yang baik," tutur sang pelatih.

Baca juga: Man United Vs Liverpool, Setan Merah Sulit Juara hingga 2 Tahun Lagi

Atas dasar itulah, Solskjaer berharap anak-anak asuhannya punya kematangan mental jelang laga Manchester United vs Liverpool itu. 

"Mungkin mereka (pemain Man United) belum benar-benar percaya bahwa mereka cukup baik."

"Dengan kurang percaya diri, Anda berpikir dua kali alih-alih bertindak berdasarkan naluri. Tapi saya tahu para pemain ini cukup bagus - jangan khawatir tentang itu," tutur dia.