KOMPAS.com - Teemu Pukki mencetak gol saat memperkuat Finlandia setelah absen tiga laga bersama klubnya. Apakah ini berarti para manajer Fantasy Premier League (FPL) harus mempertahankannya di tim mereka?
Teemu Pukki menyumbang dua dari tiga gol kemenangan Finlandia atas Armenia pada laga Kualifikasi Piala Eropa 2020, Selasa (15/10/2019).
Gol-gol tersebut menjadikan catatannya musim ini ke angka 10 gol dari 12 pertandingan bagi Finlandia dan Norwich City.
Penyerang berusia 29 tahun tersebut juga menjadi pencetak gol ketiga terbanyak negaranya dengan 22 gol, ia terpaut 10 gol dari sang pencetak gol sepanjang masa Finlandia, Jari Litmanen.
Baca juga: Jurus Komentator Inggris agar Lancar Ucapkan Nama Pemain Garuda Select
Finlandia belum pernah lolos ke Piala Dunia atau Piala Eropa tetapi kemenangan atas Liechtenstein pada laga berikut akan memastikan kelolosan mereka.
Gol-gol tersebut membangkitkan asa bagi para pemilik Teemu Pukki di game Fantasy Premier League.
Pemain Norwich City yang begitu trengginas dengan enam gol dari lima laga pertama musim kini kering dalam tiga laga terakhir.
Tak heran apabila ia pemain yang paling banyak ditransfer keluar sejauh ini dengan lebih dari 400 ribu manajer membuang sang bomber.
Statistik-statistik dari Fantasy Football Scout memang menunjukkan bagaimana Teemu Pukki menderita dalam beberapa laga Premier League terakhir.
Pukki mencatatkan 14 tembakan (13 dalam kotak penalti) dan 11 tepat sasaran dari empat laga pertama musim.
Akan tetapi, setelah itu pemain dengan nama lengkap Teemu Eino Antero Pukki ini hanya berhasil mencatatkan 10 tembakan (8 dalam kotak) dan 4 tepat sasaran.
Baca Juga: Timnas Jadi Bulan-bulanan di Kualifikasi Piala Dunia, Quo Vadis Simon?
Menariknya, 5 dari 8 tembakan Pukki pada periode waktu tadi dicatatkan dari sisi kiri kotak penalti.
Hal ini jauh berbeda ketimbang 13 tembakan dalam kotak penalti selama 4 laga pertama yang datang hampir dari semua arah.
Hal ini tentu tak menguntungkan apabila kita mengingat Teemu Pukki tidak berkaki kidal. Ia seperti terkucilkan ke sisi kiri penyerangan.
Penyebabnya bisa jadi aliran bola yang mandek mengingat bek kanan ultra ofensif, Max Aarons, absen dalam dua laga terakhir karena cedera engkel.