Exco PSSI Sebut Bisa Kembali Datangkan Luis Milla untuk Latih Timnas

KOMPAS.com - Buruknya penampilan timnas Indonesia di bawah asuhan Simon McMenemy membuat nama pelatih Luis Milla kembali mencuat.

Skuad Garuda tak kunjung menunjukkan hasil positif dari empat laga terakhir di babak Kualifikasi Piala Dunia 2022 Grup G zona Asia.

Sebaliknya, timnas Indonesia babak belur dengan kebobolan 14 gol dan hanya mampu menyarangkan tiga gol.

Indonesia menelan tiga kekalahan saat berstatus sebagai tuan rumah dan menjamu lawan dari negara ASEAN, yakni Malaysia (2-3), Thailand (0-3), dan Vietnam (1-3).

Sementara itu, satu laga tandang yang dilakoni timnas Indonesia berakhir nahas, yakni kalah dengan skor telak 0-5 dari Uni Emirat Arab.

Baca juga: Cinta Sepak Bola Indonesia, Luis Milla Siap Latih Timnas Lagi?

Nasib pelatih timnas Indonesia Simon McMenemy pun terancam. Mantan pelatih Bhayangkara FC itu didesak untuk menanggalkan jabatannya.

Sebagai gantinya, kerinduan dengan pelatih timnas sebelumnya, Luis Milla banyak dibicarakan.

"Ya, bisa saja datangkan kembali Luis Milla, mungkin kalau saya terpilih nanti, bisa saya usulkan ke pengurus PSSI yang baru," kata salah satu Anggota Komitu Eksekutif (Exco) PSSI, Refrizal saat dihubungi BolaSport.com, Rabu (16/10/2019).

Refrizal sendiri mencalonkan kembali untuk menjadi Anggota Exco PSSI periode 2019-2023.

Statistik Luis Milla saat menukangi skuad Garuda memang tak begitu mentereng.

Dari 34 laga timnas senior maupun U-23, Milla hanya mampu memenangi 14 pertandingan.

Sementara itu, 11 timnas Indonesia lainnya berakhir kekalahan dan sembilan sisanya seri.

Baca juga: Timnas U-19 Indonesia Vs China, Alasan Fakhri Husaini Pilih Lawan China

Namun, bagi pecinta sepak bola Tanah Air, penampilan dan semangat juang para pemain timnas di bawah besutan pelatih asal Spanyol itu cukup membanggakan.

Tak heran, Luis Milla bisa saja dipercaya didatangkan kembali ke Indonesia.

Namun sebelumnya, hubungan Luis Milla dan PSSI sempat tak harmonis. Perselisihan sang pelatih dengan PSSI tak lepas dari masalah gaji yang cukup tinggi, yakni mencapai Rp 2 miliar per bulan.

"Kalau harga kan bisa nego, kami memang inginnya itu pelatih dari Spanyol kalau Eropa," tutup Refrizal.