Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Alsadad Rudi
REPORTER

Memiliki ketertarikan yang tinggi terhadap dunia olahraga dan transportasi perkotaan.

Timnas Indonesia Kalah Lagi, Salah Siapa?

Kompas.com - 16/10/2019, 06:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Ucapan McMenemy bisa jadi bukan omong kosong belaka. Pasalnya, bukan dia sendiri yang mengeluhkan kondisi tersebut.

Sejak jauh-jauh hari, ada beberapa pelatih klub Liga 1 yang mengeluhkan kondisi yang sama. Salah satunya pelatih Madura United yang sudah mengundurkan diri, Dejan Antonic.

Usai laga Bhayangkara FC vs Madura United di Stadion Madya, Jakarta, 5 Agustus 2019, Antonic mengeluhkan seputar jadwal liga.

Antonic menyatakan kritiknya ini bukan hanya untuk mengeluhkan jadwal Madura United, melainkan juga semua tim yang ada di Liga 1.

Antonic menyoroti jeda antar-pertandingan yang biasanya hanya terpaut tiga hari. Ia menilai kondisi seperti ini tidak bisa dibiarkan. Pasalnya, kata dia, pemain tak memiliki cukup waktu untuk istirahat.

Baca juga: Pelatih PSM Keluhkan Jadwal Padat dan Buruknya Lapangan Stadion PTIK

Dia menilai pemain tak akan bisa menunjukan kualitas terbaik jika dalam kondisi kelelahan.

"Kita tidak bisa bicara kualitas kalau tidak ada stamina. Lihat saja banyak pemain cedera, tidak ada recovering," ujar pria asal Serbia ini.

Antonic menilai, jika jadwal lebih tersusun dengan baik, tak cuma tim peserta saja yang diuntungkan, tetapi juga sepak bola Indonesia secara keseluruhan.

Ia yakin kualitas sepak bola Indonesia akan bagus jika pemain tampil dalam kondisi bugar.

"Menurut saya, kalau pemain semua sehat, kalau pemain semua kuat, level sepak bola Indonesia pasti naik," kata Antonic.

 

Tak Seperti Jadwal Liga Eropa

Tak elok memang jika membandingkan Liga 1 dengan liga-liga top Eropa dari segi taktik permainan.

Namun, tak ada salahnya jika kita melihat bagaimana cara penyelenggaraan pertandingan liga di benua biru tersebut.

Di liga-liga top Eropa, jadwal liga tersusun dengan sedemikian rapi.

Pekan pertandingan hampir selalu digelar hanya di akhir pekan hingga Senin.

Memang ada beberapa pekan pertandingan yang biasanya digelar di pertengahan pekan, namun intensitasnya sangat jarang. Tapi tidak demikian di Liga 1.

Selaku operator liga, PT Liga Indonesia Baru (LIB) pernah angkat bicara mengenai kondisi tersebut.

Manajer Kompetisi PT LIB, Asep Saputra, mengaku menyusun jadwal yang teratur jadi sulit, karena durasi waktu untuk berjalannya kompetisi yang tergolong mepet.

Baca juga: Jangankan Piala Dunia, Langkah Indonesia ke Piala Asia Pun Kian Terjal

Logo PT Liga Indonesia Baru (LIB).wartakota.tribunnews.com Logo PT Liga Indonesia Baru (LIB).

Menurut Asep, idealnya kompetisi berlangsung selama sembilan bulan, dimulai pada Maret.

Asep menyebut pihaknya sebenarnya juga punya penyusunan jadwal yang dinilai sudah ideal, yakni tiap pekan hanya digelar dari Jumat sampai Senin.

Namun, Liga 1 2019 tidak mendapatkan izin dari kepolisian untuk dimulai sebelum selesainya Pemilihan Umum yang digelar April lalu.

Di sisi lain, kompetisi sudah harus berakhir pada 22 Desember. Pada perkembangannya, Liga 1 2019 akhirnya baru dimulai pada bulan Mei.

Dengan demikian, PT LIB hanya punya waktu tujuh bulan untuk menyelesaikan seluruh pekan pertandingan yang mencapai 34 pekan, itu juga masih harus dipotong dengan libur Lebaran beberapa kali jeda internasional FIFA Match Day.

Digelarnya kompetisi dalam periode waktu yang tak ideal membuat jadwal pertandingan harus mepet antara pekan yang satu dengan yang lain.

"Kami sebenarnya sempat menawarkan agar selesainya liga dimundurkan ke Januari atau Febrauri (2020). Tapi semuanya tetap sepakat untuk selesai di 22 Desember," kata Asep saat ditemui di Kantor PT LIB, Jakarta, Senin (2/9/2019).

Dampak dari telatnya dimulai Liga 1 bisa dilihat pada Oktober ini.

Hampir semua liga-liga di Asia Tenggara sudah memasuki pekan-pekan terakhir, bahkan sudah ada yang menghasilkan juara.

Baca juga: Liga-liga di ASEAN Mulai Rampung saat Liga 1 Alami Banyak Penundaan

Liga Malaysia bahkan sudah rampung pada pertengahan tahun.

Sementara itu, Liga 1 baru memasuki pekan ke-22 dari 34 pekan yang harus dilaksanakan, itupun masih menyisakkan sembilan laga tunda.

Ada tujuh laga tunda yang rencananya digelar saat FIFA Match Day yang berlangsung dari 11-19 November, tepatnya saat timnas Indonesia harus menjalani persiapan laga kelima melawan Malaysia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com