Ruzana yang kini berada pada posisi juara 2 se-Indonesia tak akan terjaring tanpa adanya audisi PB Djarum ini.
Mesti diingat, tidak semua orang tua anak-anak ini memiliki biaya untuk mengikutkan anak-anak mereka bertanding di ibu kota provinsi.
Ikut turnamen artinya butuh biaya untuk tinggal beberapa hari di ibu kota provinsi. Itu pun kalau ada turnamen di ibu kota provinsi.
Kalau tidak ada turnamen, bibit-bibit unggul calon atlet ini tidak akan terlihat.
Bandingkan penjaringan dengan audisi. Pada 2018, ada lebih dari 5000 orang yang mendaftar.
Anda tahu berapa yang lolos? Tak lebih dari 30 anak!??
Mereka betul-betul terjaring dan tersaring.
Saya melihat sendiri betapa luar biasa latihan yang harus mereka lakoni di markas PB Djarum. Tayangannya bisa Anda saksikan lengkap dalam program AIMAN, Senin (23/9/2019), pukul 20.00 di Kompas TV.
Dalam sehari mereka berlatih 6 jam, yang terbagi dalam 2 sesi. Setiap hari, selama sekitar 10 tahun!
Latihan intensif bukan berarti meninggalkan bangku sekolah. Mereka sekolah di sekolah umum terbaik di Kudus. Ada fasilitas antar jemput.
Asupan gizi melalui makanan sehari-hari dijaga ketat oleh dikter gizi. Ada pula ahli fisioterapi.
Mereka tinggal di tempat yang layak disebut hotel berbintang, meski tampak wajar dan tak berlebihan.
Mereka adalah anak-anak pilihan yang dilatih pada batas maksimal.
Dan, ini yang terpenting: tak ada uang sepeser pun yang dikeluarkan orang tua mereka. Ratusan anak-anak ini dibiaya sepenuhnya oleh PB Djarum.
Bulu tangkis memang cabang olahraga yang paling banyak menyumbangkan emas untuk Indonesia di berbagai ajang internasional.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.