Selain menjadi adu gengsi, ajang balap juga menjadi sarana riset bagi pabrikan mobil dan juga motor.
Baca juga: London Bikin Sirkuit Indoor untuk Formula E 2020
Karena pengembangan mobil ke depan adalah berbasis listrik, maka Formula E menjadi wadah yang tepat.
"Untuk produsen, Formula E adalah laboratorium untuk membentuk masa depan kendaraan bertenaga listrik," kata bos Formula E, Alejandro Agag, dikutip dari situs Deutsche Welle, dw.com.
Selain melihat pengembangan ke depan teknologi kendaraan, makin banyaknya pabrikan Jerman yang terlibat di Formula E juga melihat makin meningkatnya popularitas ajang tersebut.
Meski nilai kontraknya masih kalah dibanding F1, tapi jumlahnya terus meningkat.
Kota-kota di seluruh dunia sedang mengantre untuk menjadi tuan rumah seri Formula E, dari Muenchen, Wina, Shanghai, sampai Marrakech.
Mereka siap membayar uang besar agar balapan mobi listrik bisa dihelat di jalalanan kota mereka.
Kemajuan itulah yang tak luput dari perhatian pabrikan-pabrikan Jerman.
Baca juga: Jadwal F1 2020, Selamat Tinggal Jerman, Selamat Datang Vietnam
Tidak heran jika Agag melihat Jerman sebagai negara yang kunci untuk memajukan Formula E.
Mantan pebalap F1 Jerman yang jadi juara dunia 2016, Nico Rosberg kini menjadi salah satu investor Formula E.
Meski menilai F1 sebagai ajang balap level tertinggi, Rosberg menyebut Formula E sebagai Formula Masa Depan.
Karena itu, Rosberg tak terkejut dengan mulai ikut-ikutannya Mercedes di Formula E.
"Mereka tahu cara kerja dunia motorsport. Saya tidak akan terkejut melihat mereka bersaing untuk mendapatkan gelar secara langsung (di Formula E)," kata Rosberg mengomentari bekas timnya itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.