Lalu, saya pun teringat masa kecil saya di kampung. Saya bercita-cita dan bertekad
ingin menjadi pemain badminton.
Tiap sore selepas sekolah, usia saya habis di lapangan badminton, menonton orang dewasa bermain. Saya selalu jadi wasit.
Setelah orang dewasa selesai bermain, saya diberi hak meminjam raket mereka dan menggunakan bola-bola bekas.
Ini semua lantaran kemiskinan orangtua saya sehingga saya tidak pernah memiliki sepatu dan raket bulu tangkis.
Belakangan saya sadar, andaikan orangtua saya bisa melengkapi peralatan badminton saya demi mengejar mimpi-mimpi menjadi juara, jangan-jangan Icuk Sugiarto dan Liem Swie King tidak pernah menjadi jagoan badminton.
Hebaaaat kan....
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.