KOMPAS.com - Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia ( KPAI), Sitty Hikmawatty, akhirnya memberikan tanggapan atas rencana audisi umum PB Djarum berhenti tahun depan.
Penghentian audisi tahunan tersebut dinyatakan langsung oleh Direktur Program Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin, saat konferensi pers di Hotel Aston Imperium, Purwokerto, Sabtu (7/9/2019).
Yoppy menyatakan keputusan tersebut agar tidak memiliki polemik berkepanjangan dengan KPAI setelah dituduh audisi PB Djarum melakukan eksploitasi anak.
KPAI lantas menanggapi pernyataan PB Djarum tersebut. Melalui siaran pers yang diterima oleh Kompas.com, Sitty menjelaskan bahwa beberapa hal perlu diluruskan.
Baca juga: INFOGRAFIK: Perjalanan PB Djarum
"Beredarnya narasi yang menyimpang jauh terhadap maksud KPAI dalam kegiatan audisi beasiswa bulu tangkis disponsori Djarum Foundation yang mengandung unsur eksploitasi, maka perlu kami sampaikan beberapa klarifikasi," tutur Sitty.
Salah satunya yang diklarifikasi adalah berkaitan dengan penggunaan kaus bermerek perusahaan rokok tersebut.
"Kami menyampaikan klarifikasi bahwa maksud kami adalah agar Djarum menghentikan eksploitasi anak pada audisi Djarum Badminton dengan mengharuskan anak memakai kaus bertuliskan Djarum yang identik dengan merek dan brand image produk rokok," ucapnya.
Menurut Sitty, fokus pesan ini adalah bukan menghentikan audisinya, melainkan tetap bisa melakukan audisi dengan catatan tidak menyertakan anak-anak dengan identitas dan brand image.
Baca juga: Rudy Hartono: Perlu Ada Kompromi soal Audisi Bulu Tangkis Djarum
Lebih rinci lagi, brand image yang dimaksud tidak hanya tulisan, tetap juga identitas warna hitam dan merah milik Djarum.
"Brand image itu baik melalui company image dan colour image yang memiliki kesamaan pokok untuk mempromosikan image perusahaan maupun image produk dalam audisi tersebut sehingga tidak terjadi eksploitasi ekonomi terhadap anak-anak Indonesia terutama sebagai alat marketing," ucapnya.