JAKARTA, KOMPAS.com - Kawasan Mandalika yang sebagian wilayahnya pada Oktober 2019 akan mulai dibangun untuk sirkuit kejuaraan dunia MotoGP, juga menjadi lokasi kegiatan cabang olahraga lain.
Kompas.com, Senin (26/8/2019) mengumpulkan agenda kegiatan olahraga, antara lain paralayang.
Catatan terkumpul menunjukkan pada Jumat (30/8/2019) hingga Minggu (1/9/2019), ada pergelaran kejuaraan paralayang internasional lanjutan bertajuk Trip of Indonesia (TroI).
Kejuaraan paralayang internasional ini adalah Seri III TroI.
Sirkuit
Sirkuit Mandalika direncanakan menjadi tuan rumah balap motor dunia, MotoGP pada 2021.
Bekerja sama dengan promotor Dorna, tercatat, ada kontrak tiga tahun penyelenggaraan MotoGP di Sirkuit Mandalika.
Pemerintah, melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau ITDC membangun sirkuit pada Oktober 2019.
Baca juga: Presiden Jokowi: Pembangunan Sirkuit Mandalika Dimulai Januari 2020
Sirkuit Mandalika nantinya akan menjadi sirkuit jalan raya sepanjang 4,3 kilometer plus 1 lintasan lurus.
Sirkuit Mandalika memiliki 18 tikungan.
Pembangunan lintasan balap dilakukan oleh Vinci Construction Grand Project asal Prancis.
Sementara itu, biaya pembangunan, salah satunya berasal dari Asia Infrastructure Investment Bank (AIIB).
Baca juga: Presiden Jokowi Tinjau Kawasan Mandalika untuk Persiapan MotoGP 2021
Nantinya, Sirkuit Mandalika bakal menampung 93.000 tempat duduk yang tidak dapat dilipat (grand stand) untuk para penonton.
Tak cuma itu, Sirkuit Mandalika juga menyediakan 138.700 area tanpa tempat duduk.
Lantas, untuk penonton yang mengutamakan kenyamanan saat menyaksikan MotoGP di Sirkuit Mandalika, tersedia juga podium plus kursi mewah (hospitality suites) sebanyak 7.700.
Baca juga: Mandalika Bukan Cuma untuk Olahraga Otomotif
Penggerak
Sementara itu, berkenaan dengan pentingnya kawasan Mandalika secara keseluruhan, pendiri KAHMIPreneur Kamrussamad, dalam keterangan tertulisnya, berpandangan bahwa Mandalika bisa menjadi salah satu penggerak utama pertumbuhan ekonomi daerah.
“Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika harus menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi wilayah dan mampu mewujudkan daya saing Nusa Tenggara Barat dan Indonesia secara keseluruhan” ujarnya di hadapan peserta LK III HMI Nusra di Mataram, Kamis pekan lalu.
KEK Mandalika telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 52/2014 untuk menjadi kawasan pariwisata.
KEK Mandalika berdiri di lahan seluas 1.035 hektar.
PT Indonesia Tourism Development Corporate (ITDC), BUMN yang sebelumnya telah berhasil membangun kawasan pariwisata Nusa Dua di Bali menggarap KEK Mandalika.
Lokasi KEK Mandalika terbilang strategis lantaran dekat dengan Bandara Internasional Lombok (LIA).
Lokasi ini terbentang mulai dari Pantai Kuta, Pantai Seger, hingga Pantai Tanjung Aan.
Pantai Kuta terkenal dengan pasir putih dan air laut jernih, lengkap dengan latar belakang pemandangan bukit.
Pantai ini menjadi pintu masuk KEK Mandalika.
Pada sisi lain terdapat potensi wisata sosial dengan adanya masyarakat Desa Adat Sade dan Desa Adat Ende khas masyarakat Sasak, penghuni asli Pulau Lombok yang berada dekat dari KEK Mandalika.
Mengutip dari laman kek.go.id milik Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus Republik Indonesia, nilai investasi yang diperlukan untuk pembangunan KEK Mandalika sebesar Rp 2,2 triliun.
KEK Mandalika diprediksi mampu menarik investasi hingga Rp 28,63 triliun pada 2025.
Potensi dampak perekonomian diperkirakan mampu menyumbang hingga Rp 7,5 triliun bagi ekonomi nasional.
Pada sektor tenaga kerja, keberadaan KEK Mandalika diproyeksikan mampu menyerap 58.700 orang.