Menurut Rossi, situasi yang dialaminya selama di Ducati telah membuatnya kehilangan motivasi. Ia juga jadi tak punya semangat mengikuti balapan.
Rossi bahkan mengaku sampai sulit tidur dan menjadi malas untuk berbicara dengan media.
"Dan itu sulit, terutama jika Anda tidak memiliki perasaaan bahagia saat mengendarai motor, semuanya terasa lebih berat," ucap Rossi.
Baca juga: Alasan Zarco ke KTM, Mau Selevel dengan Marquez
Simpati pada Zarco tidak hanya datang dari Rossi. Tapi juga pebalap asal Inggris, Cal Crutchlow.
Pada 2014, Crutchlow juga memutuskan kontraknya di Ducati lebih cepat. Namun, berbeda dengan Zarco, Crutchlow memutuskan kontrak saat sudah memastikan mendapat tim baru, yakni di LCR Honda.
Tim itulah yang masih dibelanya hingga kini. Menurut Crutchlow, Zarco kini memang berada di tempat yang salah.
"Kita tahu betapa berbakatnya dia, dia naik podium dan dia pembalap yang sangat cepat. Dia telah menjadi juara dunia (Moto2 musim 2015 dan 2016)," ujar Crutchlow.
Cruthlow menganggap Zarco memutuskan kontrak di KTM karena sudah putus asa. Ia berharap keputusan yang diambil Zarco merupakan pilihan terbaik.
"Kadang-kadang, jika Anda tidak menikmatinya, jika Anda melakukan sepanjang tahun seperti itu, itu akan menjadi tahun yang sulit. Semoga dia dapat menemukan sesuatu segera dan dapat kembali (ke MotoGP)," kata Crutchlow.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.