JAKARTA, KOMPAS.com - Januar Susanto menginjak ban depan sepeda Bicycle Moto Cross (BMX) di lintasan kecil di sebuah mal di Jakarta Selatan.
Tubuhnya seperti menari di atas sepeda BMX itu.
Januar tengah memainkan gaya freestyle pada olahraga yang mengandalkan kekuatan fisik dan kreativitas bergaya sembari mengendarai sepeda BMX.
Malam itu, Sabtu (17/8/2019), persis peringatan HUT ke-47 Republik Indonesia.
Pada malam itu juga, produsen perlengkapan olahraga League menggelar kegiatan bertajuk Pride of Indonesia.
Januar Susanto menjadi salah satu tamu atlet yang diundang.
"Nama saya Januar Susanto atau dikenal Botay Agata," kata lelaki bertubuh kurus itu memperkenalkan diri kepada Kompas.com .
Baca juga: Di Kejuaraan Dunia BMX, Ada Dua Atlet DKI Berlaga
Dalam perbincangan, ketahuan bahwa Botay sudah lama jatuh cinta dengan olahraga BMX.
"Tahun 2008," kata peraih medali emas pada Kejuaraan FISE di Prancis pada 2016 itu.
Bagi Botay, BMX adalah cabang olahraga balap sepeda yang tantangannya berat alias ekstrem.
"Paling berat ya waktu mencari balancing atau keseimbangan," tuturnya lagi.
Baca juga: Ramai Dibicarakan Saat Asian Games, Bagaimana Kondisi Sirkuit BMX Pulomas Kini?
Olahraga
Catatan terkumpul dari laman kabarsidia.com menunjukkan bahwa BMX yang mulai sohor pada 1980-1990-an itu menjadi cabang olahraga yang diperlombakan di tingkat dunia.
Masuk pada 1993 di Union Cycliste International (UCI), BMX resmi menjadi perlombaan dengan cabang olahraga ekstrem pertama yang diresmikan pada 2008.
BMX dilombakan pada Olimpiade Beijing 2008.