Insiden Mattoangin, Pembalasan Dendam Persib Bandung
Pada kompetisi musim berikutnya, 1961, Persib dan PSM kembali terlibat dalam persaingan perebutan gelar juara di Kejurnas PSSI.
Saat itu, bentrokan Persib dengan PSM berlangsung di Stadion Mattoangin (sekarang Stadion Andi Mattalatta) pada 4 Juni 1961.
Laga tersebut sejatinya bukan pertandingan penentuan juara kompetisi. Hanya, siapa pun tim yang berhasil meraih kemenangan bisa memiliki peluang juara lebih besar.
Mengingat pada musim sebelumnya Persib dan PSM bersaing sengit dalam perebutan gelar juara, laga di Stadion Mattoangin pun menyedot animo penonton yang sangat luar biasa. Sekitar 50.000 orang menyaksikan laga tersebut dan mereka sampai luber hingga sentelban.
Di lapangan, pertandingan berlangsung panas. Persib unggul lebih dulu melalui Omo Suratmo, namun PSM bisa membalas kemudian hingga skor menjadi 1-1.
Pertandingan berjalan alot, karena kedua kesebelasan saling jual beli serangan. Hingga jelang laga berakhir, tepatnya pada menit ke-84, Persib mendapatkan hadiah penalti dari wasit Kuntadi.
Para pemain PSM memprotes keras keputusan Kuntadi, mereka bingung maksud wasit yang kala itu dikenal sebagai wasit terbaik di sepak bola Indonesia itu memberikan penalti kepada Persib.
Sebelum keputusan penalti diberikan, Kapten Persib kala itu Rukma, melakukan penetrasi di sisi kiri pertahanan lawan. Rukma dijatuhkan, tapi sebelumnya dia sudah bisa mengirim bola ke kotak penalti.
Hakim garis sempat mengangkat bendera saat itu, tapi Kuntadi bergeming dan terjadilah duel udara antara penyerang Persib dan bek PSM. Tak lama kemudian, Kuntadi meniup peluit dan menunjuk titik putih.
Pertandingan sempat terhenti cukup lama, karena protes keras dari para pemain PSM. Para pemain Juku Eja sempat melakukan mogok main, sementara Freddy Timisela, penyerang Persib saat itu, tetap di posisinya untuk mengambil ancang-ancang penalti.
Kuntadi sempat dipanggil dan berbincang dengan komisi pertandingan PSSI di pinggir lapangan. Dalam perbincangan tersebut, Kuntadi mengatakan terjadi handsball yang dilakukan pemain PSM sehingga dia memutuskan memberi penalti pada Persib.
Hingga akhirnya pertandingan dihentikan pada menit ke-84. Kejadian tersebut kemudian dikenal dengan tragedi Kuntadi atau insiden Mattoangin.
Beberapa hari kemudian, dalam Surat Komando (SK) Gerakan Olahraga (Kogor) diputuskan, hasil 1-1 pertandingan tersebut akan menjadi hasil sementara.
Laga akan dilanjutkan di hari lain, dari menit ke-84 dan dimulai dengan penalti untuk Persib. Akan tetapi, hasil dari laga tersebut akan menjadi hasil tetap bila Persib mampu mengakhiri kompetisi dengan poin tertinggi.