Satgas Antimafia Bola Awasi Laga Derbi Jawa Timur

MALANG, KOMPAS.com - Laga Derbi Jawa Timur antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya akan mendapat atensi khusus.

Bukan hanya dari para suporter kedua klub dan pencinta sepak bola Indonesia, melainkan juga dari tim Satgas Antimafia Bola.

Satgas Antimafia Bola memastikan akan terjun untuk mengawasi laga yang digelar pada Kamis (15/8/2019) di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang.

Kasatgas Antimafia Bola Brigjen Hendro Pandowo mengatakan bahwa ada beberapa informasi masuk ke timnya tentang laga-laga yang perlu dipantau secara khusus.

Salah satunya adalah laga Arema FC melawan Persebaya.

Baca juga: Persebaya Siapkan Mental Sebelum Lawan Arema FC

"Ya kami awasilah," kata Brigjen Hendro Pandowo.

Brigjen Hendro Pandowo menyebut bahwa timnya tidak hanya fokus untuk mengawasi laga-laga besar saja.

Dia memastikan pengawasan juga dilakukan untuk tim Liga 1, Liga 2 bahkan sampai pertandingan Liga 3.

Selain itu, mereka juga akan terbuka menerima informasi dari masyarakat.

"Kami benar-benar ingin memenuhi harapan masyarakat membersihkan pengaturan skor," ucap Hendro Pandowo.

Baca juga: Jersey Baru Arema FC Gunakan Teknologi Anti-jiplak

Menurut Jenderal bintang satu tersebut, tim Satgas Antimafia Bola telah membuat pemetaan khusus untuk memantau Liga 1.

Mereka telah membentuk tim subsatgas untuk memantau laga yang digelar di 13 provinsi di Indonesia.

Adapun 13 wilayah tersebut antara lain DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Lampung, Sumatra Barat, Riau, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan Papua.

Masing-masing wilayah akan berada di bawah pimpinan Direktur Reserse Kriminal Umum (Dir Reskrimum) Polda setempat.

Baca juga: Arema FC Vs Persebaya, Hendro Komentari Kosongnya Sosok Pelatih Kepala

Sementara itu, tim Satgas Antimafia Bola juga telah mempelajari beberapa hal spesifik yang mengindikasikan sebuah laga terjadi pengaturan skor atau tidak.

Setiap kejadian yang dirasa jaggal akan dinilai dan diselidiki.

"Keputusan wasit, perilaku pemain di lapangan tentu dilihat," kata Hendro Pandowo.