Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alex Sanchez, Striker Cacat yang Jadi Panutan

Kompas.com - 12/08/2019, 16:31 WIB
Faishal Raihan,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

Sumber FIFA

KOMPAS.com - Alex Sanchez mengajarkan bahwa keterbatasan bukanlah halangan untuk meraih prestasi.

Alex Sanchez. Sebagian besar pencinta sepak bola mungkin asing dengan nama tersebut.

Memang, namanya tidak terkenal seperti Alexis Sanchez, tetapi Alex Sanchez merupakan pemain sepak bola yang bisa menjadi panutan.

Pada tahun 2009, Alex Sanchez membuat sejarah di La Liga, kompetisi teratas Liga Spanyol, ketika melakukan debut bersama tim utama Real Zaragoza.

Baca juga: Ini Besaran Gaji Neymar Jika Gabung Real Madrid

Lalu, sejarah seperti apa yang telah diukir oleh pria asal Spanyol tersebut?

Media terkenal Spanyol, Marca, menyebut Alex masuk ke dalam sejarah La Liga yang tampil dengan kondisi anggota tubuh tidak sempurna.

Ya, Alex Sanchez merupakan pesepak bola pertama yang tampil di La Liga dengan satu tangan.

Alex Sanchez memang terlahir dengan kondisi tangan kanan yang tidak sempurna, tetapi ia memiliki obsesi menjadi pemain sepak bola.

Perjalanan kariernya menuju pemain profesional nyaris terhenti pada 2007 lalu.

Namun beruntung, bakatnya ditemukan oleh scout Real Zaragoza.

Baca juga: Rekrut Neymar, Ini Strategi Madrid Kalahkan Barcelona

Alex Sanchez diberi kesempatan untuk memperkuat tim Universitas Zaragoza dan pernah bermain dengan Real Zaragoza B.

Alex Sanchez yang berposisi sebagai striker mampu mencatatkan 12 gol dari 10 laga bersama Real Zaragoza B.

Setelah matang di Spanyol, Alex Sanchez memutuskan untuk mencari pengalaman baru di Australia.

"Saya ingin mencoba hal-hal baru dalam hidup saya dan itu (pindah) adalah keputusan terbaik yang pernah saya buat," kata Sanchez kepada FIFA.com.

“Saya mencoba berkeliling kota dan belajar sebanyak mungkin tentang Australia. Saya secara sadar tidak tertarik pada komunitas Spanyol setempat, semata-mata karena saya ingin berbaur," Alex Sanchez menambahkan.

Baca juga: Dilatih Zidane di Real Madrid, Hazard Seolah Ada di Surga Ketujuh

Di Australia, Sanchez yang kini berusia 30 tahun itu bergabung bersama tim divisi dua, Sydney Olympic.

Ia menjadi top skor dan membantu Sydeny Olympic mengakhiri puasa gelar.

Tidak melulu tentang sepak bola, Alex Sanchez juga ternyata mementingkan pendidikannya.

Hal itu terbukti dengan gelar sarjana hukum dan gelar PhD dalam bidang hak asasi manusia yang sudah disandang Alex Sanchez.

Tidak cukup sampai di situ, Sanchez juga sedang menempuh pendidikan untuk memperoleh gelar master dalam bidang politik dan aktif menulis buku tentang sepak bola.

Sanchez percaya bahwa olahraga adalah alat yang sempurna untuk menerima perbedaan.

“Dalam beberapa tahun terakhir, saya telah berpikir untuk mendirikan sebuah yayasan yang membantu para penyandang cacat melalui olahraga," kata Alex Sanchez.

Baca juga: Pekan Perdana Liga Spanyol, Barcelona Tanpa Messi?

"Saya pikir olahraga telah membuat saya sangat bahagia dan membantu dalam hidup saya. Itu adalah sesuatu yang saya syukuri," ujar Alex Sanchez.

Melalui olahraga, Sanchez juga bisa "lupa" bahwa dirinya memiliki anggota tubuh yang tidak sempurna.

“Saya tidak pernah fokus pada tangan saya, dan saya pikir itu karena olahraga. Saya tidak pernah menganggapnya negatif atau positif," kata Sanchez.

Sanchez merasa terhormat jika dirinya dijadikan panutan melalui kisah hidupnya.

"...banyak orang, atau ibu dengan anak-anak cacat, mendatangi saya dan berterima kasih kepada saya karena telah menginspirasi anak-anak mereka," ujar Sanchez. 

“Menjadi panutan adalah hal yang indah. Tidak ada role model seperti itu ketika saya masih kecil, jadi jika saya dapat membantu saya akan senang," kata Sanchez mengakhiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber FIFA
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Babak Akhir Ten Hag di Man United, Disebut Tidak Ada Jalan Kembali

Babak Akhir Ten Hag di Man United, Disebut Tidak Ada Jalan Kembali

Liga Inggris
Respons Pemain Persib Usai Ikuti 'Kelas' VAR Liga 1

Respons Pemain Persib Usai Ikuti "Kelas" VAR Liga 1

Liga Indonesia
Format Baru Liga 1 Disebut Seru, Apresiasi Trofi untuk Borneo FC

Format Baru Liga 1 Disebut Seru, Apresiasi Trofi untuk Borneo FC

Liga Indonesia
Persib Dapat Sosialisasi Penerapan VAR untuk Championship Series Liga 1

Persib Dapat Sosialisasi Penerapan VAR untuk Championship Series Liga 1

Liga Indonesia
Cara AC Milan Ganggu Pesta Scudetto Inter Milan di San Siro

Cara AC Milan Ganggu Pesta Scudetto Inter Milan di San Siro

Liga Italia
Indonesia Cetak Sejarah di Piala Asia U23, Kekuatan Poros Ernando-Rizky Ridho

Indonesia Cetak Sejarah di Piala Asia U23, Kekuatan Poros Ernando-Rizky Ridho

Timnas Indonesia
Pelatih Timnas U23 Korea Terkejut dengan STY, Indonesia Lawan Sulit

Pelatih Timnas U23 Korea Terkejut dengan STY, Indonesia Lawan Sulit

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Korea Selatan: PSSI Upayakan Nathan Tjoe-A-On Kembali

Indonesia Vs Korea Selatan: PSSI Upayakan Nathan Tjoe-A-On Kembali

Timnas Indonesia
Inter Juara Serie A, 'Demonismo', dan Karya Master Transfer Marotta

Inter Juara Serie A, "Demonismo", dan Karya Master Transfer Marotta

Liga Italia
Pengamat Australia Soal Syarat Timnas Indonesia Jadi 'Superpower' di Asia

Pengamat Australia Soal Syarat Timnas Indonesia Jadi "Superpower" di Asia

Timnas Indonesia
Kontroversi Gol Hantu di El Clasico, Barcelona Siap Tuntut 'Rematch'

Kontroversi Gol Hantu di El Clasico, Barcelona Siap Tuntut "Rematch"

Liga Spanyol
STY Paham Korea Selatan, Disebut Senjata Tertajam Timnas U23 Indonesia

STY Paham Korea Selatan, Disebut Senjata Tertajam Timnas U23 Indonesia

Timnas Indonesia
Atlet Sepeda Indonesia Bernard van Aert Lolos Olimpiade Paris 2024

Atlet Sepeda Indonesia Bernard van Aert Lolos Olimpiade Paris 2024

Sports
Olahraga Golf, Royale Krakatau Renovasi Area Driving Range

Olahraga Golf, Royale Krakatau Renovasi Area Driving Range

Sports
Alasan Mourinho Pergi dari Man United dengan Sedih, Singgung Ten Hag

Alasan Mourinho Pergi dari Man United dengan Sedih, Singgung Ten Hag

Liga Inggris
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com