BORDEAUX, KOMPAS.com - Laurent Koscielny menanggalkan ban kapten Arsenal dan kembali ke Perancis untuk memperkuat Girondins de Bordeaux.
Setelah selama 9 tahun berseragam Arsenal, Laurent Koscielny akhirnya resmi berpisah dengan klub London Utara itu dan memutuskan bergabung dengan Bordeaux.
Proses kepindahan sang kapten sebenarnya sudah terlihat sejak The Gunners - julukan Arsenal - menjalani tur pramusim.
Koscielny ditepikan dari tur pramusim Arsenal di Amerika Serikat lantaran enggan bernegosiasi soal kontrak baru.
Baca juga: Alasan Arsenal Copot Ban Kapten Koscielny
Pemain asal Perancis tersebut ingin The Gunners melepasnya pada bursa transfer musim panas ini lantaran ingin kembali ke tanah airnya.
Drama perseteruan antara bek berusia 33 tahun tersebut dengan Arsenal tersebut berakhir pada Selasa (6/8/2019).
Koscielny telah memutuskan untuk kembali ke negaranya dan bergabung dengan klub teras Liga Perancis, Bordeaux.
Dilansir BolaSport.com dari ESPN, Koscielny tiba di Bordeaux pada Senin (5/8/2019) dan pada hari yang sama kesepakatan antara kedua klub telah tercapai.
Dia menjalani tes medis pada Selasa (6/8/2019) lalu menandatangani kontrak.
Baca juga: Aksi Laurent Koscielny Copot Kaos Arsenal Bikin Fans The Gunners Murka
"Setelah sembilan tahun menghabiskan waktu di Arsenal, saya memutuskan untuk pergi," kata Koscielny di akun Twitter klub.
"Tahun demi tahun yang saya habiskan di klub ini begitu indah, sembilan tahun saya belajar dan berkembang," ujar pria 33 tahun ini menambahkan.
Koscielny menjelaskan bahwa hasratnya untuk pergi dari Arsenal telah didiskusikan dalam beberapa tahun terakhir bersama petinggi klub, rekan-rekannya, dan pelatih.
Faktor keluarga jadi alasan bek bertinggi badan 185 sentimeter ini kembali ke Perancis.
"Saya melihat bahwa kepergian saya adalah suatu titik balik dalam hidup sebagai seorang pemain dan pria yang berkeluarga," tutur Koscielny.
Baca juga: Isi Pidato Messi Sebelum Barcelona Kalahkan Arsenal di Joan Gamper Cup
Bordeaux menyepakati transfer senilai 5 juta euro (sekitar Rp 80 miliar) untuk memulangkan eks Lorient itu ke Prancis.