Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Liverpool dan Gelar Pelipur Lara...

Kompas.com - 04/08/2019, 11:43 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

Saat itu, Liverpool masih diperkuat nama-nama beken seperti Jamie Redknapp (kapten tim), Emile Heskey, Jari Litmanen, Sami Hyypia, Robbie Fowler, hingga Markus Babbel. Steven Gerrard dan Jamie Carragher pun sudah masuk skuad.

Namun, yang mencuri perhatian tentunya wonderkid mereka, Michael Owen. Usianya baru 21 tahun, tetapi ia sudah berhasil menjadi top skor klub pada musim 2000-2001 dengan raihan 24 gol di semua ajang.

Kesuksesan Owen membawa Liverpool treble winners plus trofi Community Shield dan UEFA Super Cup, membuat ia dianugerahi pemain terbaik dunia (Ballon D'or) 2001.

Meloncat ke musim 2004-2005. Saat itu, Liverpool mengakhiri Liga Inggris finis di peringkat kelima.

Meski begitu, mereka mampu bernapas lega saat mengakhiri musim dengan menjuarai Liga Champions 2004-2005.

Baca juga: Jadwal Community Shield 2019, Liverpool vs Manchester City

Cara yang mereka tempuh untuk menjadi juara pun tak mudah. Pada laga semifinal, Liverpool menyingkirkan Chelsea dengan cara kontroversial.

Saat Video Assistant Referee (VAR) belum terkenal seperti sekarang, The Reds lolos ke partai puncak seusai dibantu "gol hantu" Luis Garcia pada leg kedua semifinal di Stadion Anfield.

Dalam tayangan ulang, sepakan Luis Garcia pada menit keempat belum melintasi garis gawang karena terlebih dulu disapu bek Chelsea, William Gallas.

Gol tersebut akhirnya sah. Liverpool melaju ke final dengan agregat 1-0, setelah pada leg pertama berakhir dengan skor 0-0.

Pelatih Chelsea saat itu, Jose Mourinho, mengungkapkan tak pernah melupakan "gol hantu" Luis Garcia tersebut.

"Itu memori yang sulit dilupakan. Kami kalah di semifinal Liga Champions dengan gol yang sebenarnya tidak pernah terjadi. Anda tidak akan bisa melupakannya," katanya kepada media Inggris.

Lain di semifinal. Di final, nyatanya Liverpool harus menjalani laga yang lebih dramatis.
Sempat tertinggal tiga gol oleh AC Milan pada babak pertama, "Miracle of Istanbul" berkehendak saat Liverpool mampu membalas lewat tiga gol yang dicetak pada babak kedua.

Berlaga di Ataturk Olympic Stadium (25/5/2005), Paolo Maldini membuka gol AC Milan pada menit pertama. Brace Hernan Crespo (39', 44') menyusul untuk menegaskan keunggulan 3-0 AC Milan hingga turun minum.

Pada babak kedua, keajaiban terjadi seusai Steven Gerrard (54'), Vladimir Smicer (56'), dan Xabi Alonso (60') secara bergantian mencatatkan nama di papan skor.

Waktu normal 2 x 45 menit pun disudahi dengan skor 3-3. Sampai babak extra time berakhir, skor tersebut masih awet. Laga berlanjut ke babak adu penalti.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com