PSSI mulai merintis kembali ambisi untuk menghasilkan tim nasional berprestasi. Program Garuda Select (angkatan pertama) menjadi langkah awal untuk mewujudkan mimpi tersebut.
Dengan program jangka panjang 10 tahun, harapan itu bisa terwujud meskipun ada sejumlah catatan yang harus diperhatikan. Kedisiplinan dan kesinambungan kompetisi termasuk syarat untuk merealisasikan mimpi itu.
"Kalau program jangka panjang, kompetisi usia muda kita mulai dari U-16, U-18 dan U-20 harus berjalan dan kualitas kompetisi pun harus meningkat, terutama pelatih-pelatih yang menangani pemain usia muda," ujar Danurwindo.
"Harapannya, pemain-pemain muda berkualitas ini bisa bermain di klub luar negeri. Garuda Select merupakan salah satu bagian dari meningkatkan kualitas pemain-pemain muda itu."
Danurwindo, yang pernah dipercaya menangani tim Primavera, menambahkan bahwa edukasi pelatih juga termasuk pilar penting dalam dunia sepak bola.
Tiga pilar tersebut (pengembangan usia muda, kompetisi usia muda dan edukasi pelatih) sudah mulai digalakkan PSSI.
Ada coach education yang dimulai 2017, youth elite competition (2018). Diharapkan, program-program itu melahirkan pemain masa depan dengan kualitas tinggi, pekerja keras dan cerdas.
Peluang tampil pada Piala Dunia 2030
Suka atau tidak suka, harus diakui bahwa tampil di panggung Piala Dunia merupakan mimpi semua negara. Wajar bila mereka berlomba-lomba melakukan berbagai upaya sehingga bisa terlibat dalam event terakbar empat tahunan tersebut.
Nah, Indonesia pun memiliki mimpi serupa meskipun harus realistis dengan kondisi saat ini. Namun, harapan tetap terbuka jika kompetisi usia muda terlaksana secara berkesinambungan dan program Garuda Select bisa berjalan lancar selama 10 tahun.
Belajar dari kegagalan Primavera dan SAD, kali ini seharusnya program yang dicanangkan bisa jauh lebih sukses. Pada era Primavera dan SAD, para pemain tak memiliki tempat untuk menyalurkan ilmu mereka setelah kembali ke Tanah Air. Kala itu, kompetisi usia muda "mati".
Kini, sudah ada wadah bagi para pemain muda untuk meningkatkan kualitas diri karena ada kompetisi level junior dan berjenjang.
Jadi, tinggal bagaimana para pemain yang baru pulang menimba ilmu di luar negeri (Garuda Select) bisa menjaga performa mereka, termasuk pola hidup.
Baca Juga: Pesan Menggelitik nan Keras di Tembok Tempat Latihan Garuda Select
Dengan demikian, jika setiap angkatan Garuda Select menghasilkan minimal dua pemain bintang, maka dalam 10 tahun ke depan Indonesia mempunyai sedikitnya 20 pemain top.
Harapannya, mereka bisa menjadi pilar timnas yang mumpuni dalam persaingan menuju Piala Dunia 2030.
"Memang, tidak mungkin semua pemain jadi (bintang)," ujar Sekretaris Jenderal PSSI, Ratu Tisha, dalam perbincangan dengan Kompas.com saat dia memantau perkembangan Garuda Select di Inggris, awal Mei 2019.
Tetapi dengan harapan setiap angkatan ini memiliki dua atau tiga pemain yang jadi, maka kita akan mempunyai tim yang tangguh setelah program ini selesai," ucapnya lagi.
Ya, semoga apa yang dikatakan Ratu Tisha ini bisa terwujud. Program Garuda Select diharapkan bisa menghasilkan pemain muda bermutu sehingga menjadi tulang punggung timnas Indonesia untuk ambil bagian dalam edisi ke-24 Piala Dunia pada 2030. Semoga!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.