JAKARTA, KOMPAS.com - Rivalitas antara Persija Jakarta vs Persib Bandung sebenarnya bukanlah persaingan dengan akar yang kuat.
Persija vs Persib bukanlah laga dengan latar belakang persaingan prestasi seperti Liverpool vs Manchester United, ataupun Real Madrid vs Barcelona yang dibumbui permusuhan politik.
Rivalitas antara Persija vs Persib lebih terbentuk karena permusuhan antar dua kelompok suporter mereka, The Jakmania dan Bobotoh, khususnya Viking.
Baca juga: Persija Vs Persib, Laga Klasik di SUGBK yang Sering Terusir ke Solo
Jika menilik ke belakang, pertandingan Persija vs Persib bukanlah laga bertensi tinggi yang rawan akan masalah keamanan. Setidaknya, hal itulah yang terjadi di masa-masa awal Liga Indonesia sebelum tahun 2001.
Ketika Persija masih berkandang di Stadion Lebak Bulus, kedua kelompok suporter masih bisa duduk dalam satu tribune.
Kondisi yang sama juga terjadi di Stadion Siliwangi, Bandung.
Ketika itu, Bobotoh bukanlah musuh bagi The Jakmania, demikian sebaliknya. Bobotoh seperti halnya Aremania bagi The Jakmana, dan The Jakmania juga sama seperti Bonek bagi Bobotoh.
Momen Viking-Jakmania nonton bersama #MemoriLigina cc @12CSL @simamaung @JakartaCasual @Vikingjakarta @JaKantor2010 pic.twitter.com/ocgJyyQjKk
— Instagram : memoriligina (@MemoriLigina) July 30, 2016
Saat menghadiri acara Mata Najwa tahun 2018, Ketua Umum The Jakmania Ferry Indrasjarief mengaku sebagai orang yang paling bersalah dalam pertikaian The Jakmania dan Bobotoh.
Pasalnya, permusuhan itu mulai terjadi tahun 2001, saat masa kepemimpinan pertama Ferry. Permusuhan bermula hanya karena gesekan yang sempat melibatkan sebagian suporter.
Celakanya, permusuhan itu kemudian berkembang dalam waktu yang lama, bahkan menurun ke para suporter remaja yang mungkin belum lahir saat masa-masa awal permusuhan itu terjadi.
Baca juga: Ketua The Jakmania Sebut Rivalitas Persija Vs Persib Bukan karena Prestasi
"Dulu kita sama-sama masih muda, sama-sama emosi yang solidaritasnya terlalu tinggi, berlebihan, dan ternyata efeknya seperti bola salju seperti ini," kata Ferry.
Ferry punya harapan agar kelak The Jakmania dan Bobotoh bisa kembali akur.
Ia menilai perdamaian bisa kembali terjadi jika ada pembenahan internal di masing-masing kelompok suporter, seperti tidak lagi menyanyikan "chant" berisi lirik kebencian ataupun menggunakan kaos bertuliskan hinaan pada pihak lain.
< FOTO JADOEL > Lebak Bulus 2000 [ The Jak - Bobotoh ] Duduk Bersama Akankah ini bisa terulang lagi?@Jakantor2010 pic.twitter.com/sXfJr0KMF6
— FAJRI IRFANI (@FAJRIIRFANI1) June 8, 2013
"Saya berharap suatu saat bisa beredar foto ketika The Jakmania juga dijamu di Bandung, di tribunenya Persib, saya berharap seperti itu," kata pria bernama asli Tauhid Indrasjarief ini saat jumpa pers di Kantor Persija, Senin (8/7/2019).
Laga Persija vs Persib akan tersaji pada Liga 1 2019 ketujuh, Rabu (10/7/2019). Pertandingan akan berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.
Ini merupakan laga pertama kedua tim di SUGBK setelah lima tahun. Dalam beberapa tahun terakhir, laga Persija vs Persib lebih sering dihelat di Solo.
Baca juga: Pernah di Persib, Shahar Ginanjar Janji Profesional Bela Persija
Karena bisa berlangsung di Jakarta inilah, Ferry meminta kepada anggotanya untuk tak menebar kebencian sebagai upaya pencegahan hal-hal yang tak diinginkan.
Baginya, mendukung Persija harus diutamakan ketimbang mengedepankan kata rivalitas.
"Buat The Jakmania, kita harus jaga kepercayaan dari Persija, panpel, keamanan, dan SUGBK dengan baik, menjalankan pertandingan ini dengan tertib," kata Ferry.
"Tidak ada lagi nada-nada yang sifatnya rasis (provokatif). Kita bukan haters. Jadi semoga pertandingan bisa berjalan dengan lancar dan terutama Persija kembali lagi untuk bisa mempertahankan rekornya," ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.