BANDUNG, KOMPAS.com - Persib Bandung mengawali kompetisi Liga 1 musim 2019 dengan performa buruk. Sudah enam pertandingan dilakoni, klub berjulukan Maung Bandung itu baru meraih satu kemenangan.
Satu-satunya hasil positif yang sejauh ini diraih Persib, dibukukan saat bertemu Persipura Jayapura pada pekan pertama. Dalam pertandingan yang berlangsung di Stadion Si Jalak Harupat, 18 Mei lalu itu, Persib menang telak tiga gol tanpa balas.
Namun setelah menang atas Persipura, performa Persib terus menurun. Dalam lima pertandingan selanjutnya, Maung Bandung hanya mencatatkan hasil tiga kali imbang dan menelan dua kekalahan.
Baca Juga: Kunci Keberhasilan Amido Balde Cetak 3 Gol ke Gawang Persib
Hasil tersebut membuat posisi Persib di tabel klasemen Liga 1 2019 terus merosot. Maung Bandung saat ini berada di papan bawah, tepatnya ada di posisi ke-13 dengan torehan enam poin.
Gelandang senior Persib, Hariono, angkat bicara mengenai problematika yang dialami timnya pada awal musim ini.
Pemain yang sudah 11 tahun merumput bersama Persib itu menyebut, bukan kali ini saja Maung Bandung terseok-seok pada awal musim.
Hariono mengatakan, salah satu penyebab Persib sering terpuruk pada awal musim lantaran seringnya melakukan perombakan pemain dan pergantian pelatih.
"Ya, di Persib hampir setiap tahun, pada awal musim kondisinya seperti ini, karena banyak ganti pemain dan pelatih. Saya sudah sering mengalami situasi seperti ini di Persib," ujarnya.
"Dan kami sebagai pemain berusaha mencoba keluar dari situasi ini. Kami harus kuat untuk pertandingan ke depan (menghadapi Persija Jakarta) apalagi itu (pertandingan) yang ditunggu bobotoh," tambah Hariono.
Baca Juga: Persib Kalah Telak, Robert Rene Alberts Minta Bobotoh Bersabar
Hariono tidak salah bicara. Pada kenyataannya, Persib memang sering melakukan perombakan skuad pada setiap awal musim.
Bahkan pada awal musim 2019 ini saja, perombakan pemain yang dilakukan Persib mencapai 70 persen. Juara dua kali Liga Indonesia itu melepas 13 pemain dari skuad musim 2018, termasuk Eka Ramdani yang memutuskan pensiun.
Sebagai gantinya, Persib mendatangkan 11 pemain baru, termasuk Srdjan Lopicic, yang menjelang kompetisi bergulir dicoret karena performanya pada awal musim kurang memuaskan.
Sementara itu di sektor pelatih, menghadapi kompetisi 2019, Maung Bandung sampai dua kali berganti juru taktik.
Setelah memutus kontrak Mario Gomez pada akhir musim 2018, Persib menunjuk Miljan Radovic sebagai penggantinya.
Namun, kebersamaan Radovic bersama Persib hanya berlangsung selama empat bulan. Pelatih asal Montenegro itu terdepak dan digantikan oleh Robert Rene Alberts, beberapa pekan sebelum kompetisi 2019 dimulai.
Kebiasaan Persib yang sering rombak pasang tim menjelang musim baru digelar, pernah mendapat sentilan dari Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, dalam pidatonya pada acara launching tim Persib musim 2019, pertengahan Mei lalu.
Baca Juga: Persija Vs Persib, Robert Alberts Punya Cara Bangkitkan Mental Tim
"Kalau sudah punya the winning team, jangan banyak diganti. Tahun 2014 dan 2015 itu the winning team, itu susah, lalu terpecah-pecah," kata sosok yang biasa disapa Kang Emil tu.
Pernyataan Kang Emil, diamini oleh pelatih legendaris Persib, Indra Thohir. Sosok yang berjasa membawa Persib juara era terakhir Kompetisi Perserikatan (1993-94) dan Liga Indonesia pertama (1994-95) itu mengatakan, perombakan skuad yang terlalu sering dilakukan pada awal musim bukan hal yang bagus.
Sebab, dengan terlalu seringnya melakukan perombakan tim dan berganti pelatih, bisa membuat kekompakan dan harmonisasi di dalam tim yang sudah terjalin, mengalami gangguan.
Juga, para pemain harus kembali beradaptasi dengan gaya main dari pelatih baru. Sebab, setiap pelatih puya gaya dan filosofi bermain yang berbeda.
"Pak Gubernur bilang harus cari the winning team, itulah yang susah. Karena apa? Persib itu biasa keluar masuk pemain. Karena hal itu (rombak tim) Persib yang sedang bagus, jadi tidak bagus pada musim berikutnya. Itu yang disayangkan," tegas Indra Thohir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.