Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Copa America 2019, Nyanyian Homofobia Berujung Denda Rp 211 Miliar

Kompas.com - 28/06/2019, 22:20 WIB
Alsadad Rudi,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Konfederasi Sepak Bola Amerika Selatan (Conmebol) menjatuhkan denda mencapai 15.000 dolar AS (sekitar Rp 211 miliar) kepada Federasi Brasil, CBF.

Denda diberikan menyusul adanya nyanyian bernada homofobia di beberapa laga timnas Brasil di Copa America 2019.

Kejadian pertama dilaporkan terjadi di laga Brasil vs Bolivia, 15 Juni lalu.

Kiper Bolivia, Carlos Lampe mengaku mendengar nyanyian-nyanyian homofobia yang diarahkan kepadanya.

Pelecehan serupa kembali terdengar saat perempat final antara Brasil vs Paraguay pada Kamis (28/6/2019) atau Jumat pagi WIB.

Baca juga: Brasil Vs Paraguay, Pelatih Samba Keluhkan Stadion di Negara Sendiri

Di sepak bola Amerika Selatan, nyanyian homofobia sering terdengar ketika kiper berlari untuk mengambil tendangan gawang.

Homofobia termasuk kejadian yang marak terjadi di Brasil.

Belum lama ini, Mahkamah Agung Brasil menggelar pemungutan suara untuk kriminalisasi homofobia.

Sebanyak delapan dari 11 hakim Mahkamah Federal Agung memberikan suara untuk mendukung tindakan kriminalisasi homofobia.

Mereka mengklasifikasikan homofobia sebagai kejahatan yang sama dengan rasisme.

Baca juga: Presiden Brasil: Kriminalisasi Homofobia Justru Rugikan Kaum Gay

Hasil itu menjadi sebuah langkah penting bagi kelompok minoritas seksual di salah satu negara paling berbahaya bagi kaum LGBT itu.

Keputusan yang diambil Mahkamah Agung telah membawa Brasil menjadi negara yang semakin memperhatikan dan mendukung hak-hak LGBT.

"Segala bentuk prasangka adalah sebuah kekerasan. Semua diskriminasi adalah penyebab penderitaan," kata Hakim Carmin Luzia, yang memberikan suara mendukung tindakan itu.

"Namun, saya telah belajar bahwa beberapa prasangka dapat menyebabkan lebih banyak penderitaan daripada yang lain," katanya, dikutip dari AFP.

Menurut organisasi non-pemerintah, Grupo Gay de Bahia, yang telah melakukan pendataan statistik nasional selama empat dekate terakhir, mencatat adanya 387 kasus pembunuhan dan 58 kasus bunuh diri yang terkait homotransfobia selama 2017.

Baca juga: Homofobia Bisa Menandakan Adanya Gangguan Mental

Jumlah itu meningkat hingga 30 persen jika dibandingkan tahun 2016.

Angka tersebut juga menunjukkan bahwa ada satu kematian LGBT karena bunuh diri ataupun pembunuhan setiap 19 jam di Brasil.

Pengadilan tertinggi negara Brasil itu menganggap kekuasaan legislatif telah bertindak abai karena tidak melarang diskriminasi semacam itu.

Namun, tiga hakim mahkamah federal agung yang menentang menyebut bahwa tindakan mengkriminalkan sesuatu, termasuki homofobia, merupakan tugas dari kongres, bukan pengadilan.

"Hanya kongres yang dapat mengesahkan (definisi) kejahatan dan hukuman. Hanya kongres yang dapat mengeluarkan undang-undang tentang tindak pidana," ujar hakim Ricardo Lewandowski.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prediksi Persib Vs Borneo FC, Jadi Duel Tim Pelapis?

Prediksi Persib Vs Borneo FC, Jadi Duel Tim Pelapis?

Liga Indonesia
Komitmen Perpanjang Kontrak STY, Erick Thohir Bicara Generasi Emas Indonesia

Komitmen Perpanjang Kontrak STY, Erick Thohir Bicara Generasi Emas Indonesia

Timnas Indonesia
Rizky Ridho Merasa Beruntung Timnas Indonesia Dilatih Shin Tae-yong

Rizky Ridho Merasa Beruntung Timnas Indonesia Dilatih Shin Tae-yong

Timnas Indonesia
Aji Santoso Bicara Piala Asia U23 2024: Indonesia Hati-hati Anti Klimaks

Aji Santoso Bicara Piala Asia U23 2024: Indonesia Hati-hati Anti Klimaks

Timnas Indonesia
Prediksi 3 Pemerhati Sepak Bola Indonesia Vs Korea Selatan, Asa Menang Itu Ada

Prediksi 3 Pemerhati Sepak Bola Indonesia Vs Korea Selatan, Asa Menang Itu Ada

Timnas Indonesia
Komitmen Ketum PSSI untuk Perpanjang Kontak Shin Tae-yong hingga 2027

Komitmen Ketum PSSI untuk Perpanjang Kontak Shin Tae-yong hingga 2027

Timnas Indonesia
Jadwal Indonesia di Thomas dan Uber Cup 2024, Mulai Sabtu 27 April

Jadwal Indonesia di Thomas dan Uber Cup 2024, Mulai Sabtu 27 April

Badminton
Indonesia Vs Korea Selatan, Garuda Muda Tak Dianggap Underdog

Indonesia Vs Korea Selatan, Garuda Muda Tak Dianggap Underdog

Timnas Indonesia
Xavi Putuskan Bertahan di Barcelona hingga Juni 2025

Xavi Putuskan Bertahan di Barcelona hingga Juni 2025

Liga Spanyol
Liverpool Tumbang di Tangan Everton, Van Dijk Bicara Perebutan Gelar

Liverpool Tumbang di Tangan Everton, Van Dijk Bicara Perebutan Gelar

Liga Inggris
Man United Vs Sheffield United: Bruno Berjaya, Kemenangan MU Hal Utama

Man United Vs Sheffield United: Bruno Berjaya, Kemenangan MU Hal Utama

Liga Inggris
Thomas dan Uber Cup 2024: Momen Penguatan Semangat Jelang Olimpiade

Thomas dan Uber Cup 2024: Momen Penguatan Semangat Jelang Olimpiade

Badminton
Siaran Langsung dan Live Streaming Indonesia Vs Korsel Malam Ini

Siaran Langsung dan Live Streaming Indonesia Vs Korsel Malam Ini

Timnas Indonesia
Persib Bandung Vs Borneo FC, Siasat Pieter Huistra Manfaatkan Laga

Persib Bandung Vs Borneo FC, Siasat Pieter Huistra Manfaatkan Laga

Liga Indonesia
Klasemen Liga Inggris: Liverpool Gagal Pepet Arsenal, Terancam Man City

Klasemen Liga Inggris: Liverpool Gagal Pepet Arsenal, Terancam Man City

Liga Inggris
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com