Hegerberg mengatakan bahwa ia bisa bertahan dengan keputusannya karena Olympique Lyon, klubnya kini, memiliki standar kesetaraan yang selaras dengan pemikirannya.
Presiden Lyon, Jean-Michel Aulas, juga ia anggap sebagai seorang petinggi klub yang sangat peduli dengan sepak bola wanita.
"Saya berada di klub yang punya standar tinggi. Saya berusaha membuat dampak di Norwegia selama bertahun-tahun. Saya seperti ditaruh dalam sistem di mana saya tak punya suara. Saya merasa beban di pundak saya bertambah terus. Hal ini tidak bekerja," ucapnya.
"Ketika yakin dengan diri sendiri dan nilai-nilai yang Anda pegang, perjalanan ke depan menjadi lebih mudah. Saya harus memilih opsi itu, tidak ada cara lain." lanjut istri dari bek Lech Poznan dan pemain timnas putra Norwegia, Thomas Rogne, tersebut.
Ada Hegerberg memang selalu berjuang untuk hal-hal yang ia yakini. Ini adalah wanita sama yang meminta gadis-gadis jangan sampai kehilangan semangat dalam perjalanan meraih cita-cita.
"Anda tak boleh membiarkan siapapun mengambil api dari diri kamu. Jika kamu punya mimpi besar, api ini lah yang akan membawa kamu ke sana," tulis Ada Hegerberg di Players Tribune tak lama setelah ia memenangkan Ballon d'Or Wanita.
Baca Juga: Kalahkan Ronaldo, Messi Jadi Pesepak Bola dengan Pendapatan Terbesar Versi Forbes 2019
Hegerberg mungkin punya pandangan tersendiri terhadap kesetaraan gender berdasarkan pengalamannya pada masa kecil.
Adiknya, Andrine, adalah kapten tim laki-laki di kota tempat ia menghabiskan masa kecilnya, Sunndalsora. Sementara, ibu Ada adalah pelatih klub tersebut.
Andrine kini merupakan pemain profesional yang meperkuat Paris Saint-Germain.
"Inilah hal fantastis dari tinggal di kota terasing dengan penduduk hanya 7.000 orang. Ada kesetaraan yang murni. Bukan lagi soal sepak bola wanita atau pria. Semua hanya tentang sepak bola," lanjutnya.
Wanita yang mengidolai Thierry Henry ini juga mengutarkaan bahwa ia tak pernah memikirkan uang sejak awal.
"Dulu, tidak ada uang di sepak bola wanita. Ini semua berkat passion, murni soal sepak bola. Setiap kali kami kalah saya akan sangat kecewa dan menangis kala mengendarai sepeda saya ke rumah. Tak peduli bahwa ini hanya pertandingan anak-anak di kota antah berantah di Norwegia," tuturnya.
"Saya selalu menghormati pemasukan para pemain pria. Jurangnya sangat besar tetapi di saat bersamaan Anda harus bisa memberi para gadis muda kesempatan sama dengan pria. Di situlah letak perbedaan."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.