"Menurut saya ia akan menyesal tak bermain pada Piala Dunia Wanita 2019. Ia melewatkan kesempatan untuk berbicara tentang permintaannya lewat turnamen ini."
Baca Juga: Tertua, Termuda, dan Paling Tajam di Piala Dunia Wanita 2019
Pemain muda Real Madrid, Martin Odegaard, pun turut mengkritik keras keputusan Hegerberg.
"Ada, mungkin Anda perlu melakukan sesuatu yang lebih baik ketimbang mengganggu persiapan tim ke Piala Dunia. Mereka layak mendapat perlakuan lebih baik. Pilihan untuk tak membela Norwegia adalah milik Anda, tetapi tolong hormati timnas Norwegia," lanjutnya.
Akan tetapi, tak sedikit yang mendukung Hegerberg untuk bersuara. Salah satunya adalah eks kiper timnas Amerika Serikat, Hope Solo.
"Ada Hegerberg melakukan apa yang hanya sedikit orang berani untuk menyuarakan. Keputusannya harus dirayakan bukan dicerca," cuit penjaga gawang yang tampil 202 kali bagi Timnas Putri Amerika Serikat ini.
Grant Wahl, wartawan senior Sports Illustrated, juga mendukung pendirian sang pemain.
"Saya 100 persen mendukung sang pemain. Ada banyak diskusi tentang keputusannya tetapi Ada telah sangat jelas memilih untuk tidak bermain bagi Norwegia," tuturnya.
"Alasannya termasuk para staf teknis timnas wanita Norwegia yang menurutnya tak cukup bagus, perlakuan lebih baik kepada timnas putra Norwegia dari federasi sepak bola mereka, dan sepak bola wanita tak dianggap serius," ujarnya lagi.
Baca Juga: Piala Dunia Wanita - Argentina Tahan Imbang Jepang, Tim Asia Terkuat di Turnamen
"Ia patut mendapat pujian atas pendiriannya terhadap federasi Norwegia. Dia tidak merasa ini situasi soal uang, ini soal rasa hormat. Yang masih tidak jelas adalah daftar permintaan Ada yang bisa membuatnya kembali ke timnas," tutur Wahl.
Sang jurnalis juga mengatakan bahwa Ada Hegerberg mengambil keputusan sulit ini karena menurut sang pemain ia memperjuangkan keadilan dan kebenaran. Tentang kehormatan bagi para pesepak bola wanita dan bukan karena permasalahan uang.
Federasi Norwegia memang telah mencanangkan kesetaraan penghasilan bagi para pesepak bola putra dan putri sejak 2017.
"Ini semua soal rasa hormat dan fakta bahwa kita harus setara dalam hal lapangan yang kita gunakan, makan di kantin sama, dan menjadi bagian klub bersama dengan tim pria," ujarnya kepada CNN beberapa waktu lalu.
Hegerberg sendiri mengungkapkan bahwa ia sudah sangat jujur dengan perwakilan timnas tentang permintaannya.
"Saya jujur dengan mereka, berdasarkan pengalaman sejak muda bersama timnas. Saya ingin ada relationship antara saya dan mereka, agar mereka bisa mendapatkan feedback dan membenahinya," tuturnya.
Baca Juga: Valentino Rossi Jadi Pembalap Paling Bersinar di Sirkuit Katalonia, Ini Buktinya
"Saya tak pernah berusaha mengontrol starting 11 tim atau sesuatu internal kepada grup."