Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Final Liga Champions, Kunci Spurs di Seorang Fan Legenda Arsenal

Kompas.com - 31/05/2019, 08:00 WIB
Firzie A. Idris,
Jalu Wisnu Wirajati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gelandang Tottenham, Moussa Sissoko, bisa menjadi pemain paling penting Spurs di final Liga Champions kontra Liverpool, Minggu (2/6/2019) dini hari WIB.

Kehadiran Moussa Sissoko di lini tengah Tottenham sangat vital musim ini.

Mauricio Pochettino akhirnya menemukan formula tepat dalam mengeluarkan sisi terbaik pemain berbanderol 30 juta pounds dari Newcastle United pada musim panas 2016 tersebut.

 

Nama pemain berusia 29 tahun itu memang jarang muncul di klasemen gol atau assist, melirik statistik permainannya pun tak ada yang benar-benar menonjol.

Akan tetapi, ia terlibat aktif dalam fase-fase penting permainan, baik itu menjadi ball winner atau membawa bola keluar dari paruh lapangan Spurs.

Kerap kali, Sissoko memakai fisik kokohnya untuk mendominasi lawan atau melahap jarak dengan cepat demi mematikan serangan balik cepat lawan.

Ia juga sering memulai counter attack dengan melewati 1-2 pemain lawan di tengah lapangan.

Moussa Sissoko kini mengisi lubang yang ditinggalkan Moussa Dembele.

Kehadiran fisiknya melengkapi kecerdikan dan kelincahan Christian Eriksen serta Harry Winks di ruang mesin Spurs.

Baca Juga: Final Liga Champions - Bagaimana Para Pesepak Bola Muslim Menjalani Puasa Ramadan?

"Saya suka bermain box-to-box dan membantu tim di transisi bertahan dan menyerang karena saya kuat dan juga cepat, saya bisa memenangkan bola kembali, dan bisa melindungi posisi kedua full back ketika mereka naik," tutur Sissoko dalam wawancara dengan media asal London, The Independent.

"Di satu sisi, saya bisa melakukan lari menembus daerah pertahanan lawan dalam situasi menyerang."

Kendati kerap diturunkan di sisi kanan penyerangan, Moussa Sissoko memang selalu bilang kalau posisi idealnya adalah di tengah lapangan seperti sang idola, Patrick Vieira, yang notabene merupakan legenda Arsenal, rival terberat Tottenham.

"Para fans Spurs mungkin tak akan senang dengan hal ini, tetapi Patrick Vieira adalah idola saya. Kami punya gaya permainan  sama. Mungkin ia lebih baik dari saya tetapi saya berusaha menjadi lebih seperti dia," tuturnya.

Seperti dulu fans Arsenal apabila Vieira absen, para suporter Spurs pun kini khawatir apabila nama Moussa Sissoko absen dari daftar starter.

Baca Juga: Pochettino Baru Mau Bicara Masa Depan Usai Final Liga Champions

Kontribusinya vital sepanjang perjalanan Tottenham di Liga Champions. Ia salah satu pemain terbaik Spurs kala menghadapi Barcelona, Borussia Dortmund, dan Manchester City.

Mauricio Pochettino menarik keluar Moussa Sissoko pada laga Tottenham Hotspur vs Manchester United di Stadion Wembley dalam lanjutan Liga Inggris, 13 Januari 2019. AFP/IAN KINGTON Mauricio Pochettino menarik keluar Moussa Sissoko pada laga Tottenham Hotspur vs Manchester United di Stadion Wembley dalam lanjutan Liga Inggris, 13 Januari 2019.

Sissoko benar-benar unjuk gigi pada kedua leg laga semifinal walau sang pemain timnas Prancis menderita cedera pangkal paha.

Sissoko hanya cukup fit untuk memulai laga leg pertama kontra Ajax Amsterdam di bench. Ia terpaksa masuk lima menit sebelum babak pertama setelah Jan Vertonghen menderita cedera kepala serius.

Kehadirannya memberi ketenangan di lapangan tengah dan meredam arus deras para pemain Ajax yang membombardir gawang Spurs pada awal-awal laga.

Sang pemain lalu bermain penuh di Johan Cruyff Arena pada leg kedua babak semifinal.

Baca Juga: 8 Pemain Asing Liga 1 2019 yang Pernah Tampil pada Liga Europa

Selain menjadi destroyer penguasa lapangan tengah pada laga itu, adalah bola lambung Sissoko pada menit ke-90 plus 5 menit yang dimanfaatkan oleh Fernando Llorente dan Dele Alli sehingga berujung ke gol kemenangan Tottenham.

"Saya pikir ia adalah pemain yang sangat profesional. Saya senang para fans mulai menghargai kehadirannya dan mengerti apa yang bisa ia bawa ke tim," ujar pelatih Pochettino setelah Sissoko beberapa kali mendapat standing ovation kala ditarik keluar pada awal-awal musim ini.

Dalam wawancara sama, Pochettino menuturkan bahwa salah satu pendekatan yang membuat Sissoko bisa kembali bergelora adalah membiarkannya bermain sesuai kekuatan sang pemain.

"Tentu, kami tak bisa meminta ia melakukan banyak hal berbeda atau meminta hal-hal yang biasanya kami inginkan dari pemain lain. Namun, ia akan selalu memberikan secara total apa yang ia punya di dalam. Hal ini sangat positif bagi tim," tutur bos asal Argentina tersebut.

Sang pemain pun mengamini pendapat ini setelah ia tampil trengginas pada laga kontra Manchester City di Liga Champions.

"Saya tahu saya bukan pemain dengan teknik terbaik. Namun, saya bermain dengan kualitas yang saya punya," tuturnya.

Baca Juga: Curhat Andri Syahputra Setelah Qatar Gugur dari Piala Dunia U-20 2019

Musim ini benar-benar 180 derajat bagi Sissoko, relatif dengan apa yang ia alami para dua musim pertamanya setelah pindah.

Sissoko hanya memulai delapan laga saat Spurs menyelesaikan musim dengan 86 poin dan menjadi runner up Chelsea pada 2016-2017.

Musim lalu, ia hanya menjadi starter 15 kali di Liga Inggris dan gagal masuk timnas Prancis ke Piala Dunia 2018 kendati Sissoko adalah salah satu pemain kepercayaan Didier Deschamps.

Tahun ini, ia tampil dalam 43 laga di semua kompetisi dengan 27 di antaranya sebagai starter.

Menurut sang pemain, tidak ada resep khusus mengenai perkembangannya. Ia hanya berusaha tetap tenang dan membangun kepercayaan diri setiap laganya.

"Saya mencoba relaks di dalam kepala. Berusaha lebih baik dalam latihan. Jika mendapat kesempatan bermain, saya berusaha turun dengan baik," tutur Sissoko.

Baca Juga: Jadwal MotoGP Italia - Bergulir pada 31 Mei-2 Juni 2019

"Setelahnya, jika bermain bagus, saya akan mencoba melakukan hal sama di laga berikut. Semua selangkah demi selangkah."

Perjuangan gigihnya untuk kembali ke puncak pun diapresiasi oleh mereka yang pernah membela Spurs.

Ia menjadi pemenang pertama Pemain Terbaik Spurs pilihan para legenda klub.

Mereka yang memilih antar alain adalah Ossie Ardiles, Ricky Villa, Paul Alen, dan Pat Jennings.

"Moussa Sissoko menjadi pilihan teratas, dengan perbedaan cukup besar!" ujar mantan bek klub, Graham Roberts di situs resmi klub.

"Ia memenangi hati para fans dengan performanya tahun ini. Kekuatan, energi, dan fakta bahwa ia tak pernah menyerah membuat lawan-lawan seperti takut kepadanya," tuturnya lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com