KOMPAS.com - Nama pelatih timnas Belgia, Roberto Martinez, muncul sebagai kandidat pelatih baru Barcelona apabila kubu Camp Nou memutuskan untuk mengakhiri masa jabatan Ernesto Valverde.
Barcelona dikabarkan siap mempertimbangkan masak-masak masa depan Ernesto Valverde sebelum mengambil keputusan.
Pria yang menghadirkan dua gelar Liga Spanyol dan sebiji trofi Copa Del Rey tersebut disinyalir akan digusur oleh pelatih timnas Belgia, Roberto Martinez.
SPORT bahkan menulis bahwa Barcelona sudah mengontak sang pelatih seiring konsensus positif perihal Martinez dalam pembicaraan-pembicaraan internal klub.
Roberto Martinez pun dikabarkan terbuka melatih Barcelona, tim kota kelahirannya, walau sang pelatih tampak masih belum tahu apakah ia kandidat satu-satunya atau bukan.
Martinez memang anak hilang Barcelona, kendati lahir dan besar di region Katalonia, ia hanya pernah bergabung dengan CF Balaguer di Tercera Division dan Real Zaragoza sebelum melanglang ke Inggris Raya.
Sang gelandang bertahan lalu memperkuat Wigan Athletic, Motherwell, Walsall, Swansea City, dan Chester City.
Baca Juga: Valverde di Gerbang Pemecatan, Barcelona Kantongi 3 Pengganti Kenamaan
Sekilas, Roberto Martinez terlihat sebagai penunjukan yang sedikit "nyeleneh" bagi Barca.
Mantan pandit sepak bola Spanyol di kanal televisi Sky Sports tersebut hanya pernah memenangi dua trofi sepanjang kariernya: Piala FA 2013 (Wigan) dan League One 2007-2008 (Swansea).
Prestasi terkini Roberto Martinez adalah membawa Belgia meraih peringkat ketiga di Piala Dunia 2018, posisi tertinggi Die Roten sepanjang sejarah.
Walau masih banyak tempat kosong di lemari trofinya, Martinez merupakan pelatih dengan DNA Barcelona mengalir di darah dan dagingnya.
Seperti dengan klub-klub yang pernah Martinez latih, Belgia memainkan gaya sepak bola agresif yang menghentak Eropa.
Die Roten banjir gol di bawah asuhan Roberto Martinez. Kevin De Bruyne cs mencetak 43 gol dari hanya 10 laga fase grup kualifikasi Piala Dunia 2018.
Pujian atas gaya menyerang Martinez juga datang kala ia menukangi Everton, pos kepelatihan terakhirnya sebelum menukangi timnas Belgia.
"Martinez memainkan gaya sepak bola progresif yang jauh meninggalkan ekspektasi fans Everton di bawah David Moyes," tulis Eurosport pada 2016.
Salah satu nota emas pada musim pertamanya bersama Everton pada 2013-2014 adalah membawa The Toffees menang 1-0 di Old Trafford, pertama kalinya hal tersebut terjadi dalam 21 tahun.
Baca Juga: Tinggalkan AC Milan, Gattuso dan Giampaolo Tukar Nasib?
The Toffees menyarangkan 61 gol di Liga Inggris kala itu, terbanyak dari semua klub Premier League di luar empat besar klasemen dan finish di posisi kelima.
Namun, gol-gol mengering setelah itu. Pada 2014-2015, Everton hanya bisa menyelesaikan musim di peringkat ke-11 dan hanya mencetak 48 gol.
Ia lalu dipecat semusim kemudian, pada Mei 2016, karena timnya terjerembab di posisi ke-12 dengan satu laga tersisa.
Tak sampai enam bulan kemudian, Roberto Martinez secara mengejutkan ditunjuk oleh federasi sepak bola Belgia untuk melatih generasi emas mereka, angkatan Eden Hazard cs.
Federasi Belgia ternyata punya alasan solid dalam menunjuk Roberto Martinez.
Hal tersebut diungkapkan oleh jurnalis senior Peter Frans Tr'Kint dari majalah Belgia, Voetbal Magazine, pada KOMPAS.com menjelang laga fase grup Piala Dunia 2018 antara timnas Inggris dan timnas Belgia di Kaliningrad.
Baca Juga: Derita Messi di Barcelona Justru Jadi Kabar Baik ke Timnas Argentina
Ia menolak anggapan bahwa federasi mereka melakukan perjudian dengan menunjuk Roberto Martinez segera setelah sang pelatih finis dua musim beruntun di papan tengah Liga Inggris.
"Setelah kegagalan di beberapa edisi Piala Dunia dan Piala Eropa sebelum ini, federasi kami berbenah diri," ujarnya.
"Mereka melirik pelatih muda berbakat, seperti Roberto Martinez dan Ralf Rangnick, tetapi juga sosok senior dalam diri Louis van Gaal," lanjut Tr'Kint.
Pada akhirnya pilihan jatuh kepada Roberto Martinez.
"Federasi datang ke Martinez, ia punya dua hal yang mendukung: Roberto Martinez punya latar belakang gaya sepak bola Spanyol dan ia merupakan pelatih asing dengan pengalaman tinggi," tuturnya.
Kengototan untuk bermain gaya sepak bola Spanyol inilah yang kerap dilupakan oleh mereka yang meragukan Martinez.
Identitas Roberto Martinez sudah terpampang dengan jelas dari awal masa kepelatihannya. DNA sang pelatih adalah sepak bola ala Katalonia.
Roberto Martinez menggebrak dunia kepelatihan saat melatih Swansea di League One dan Divisi Championship.
Filosofi sepak bola Roberto Martinez membuat Swansea dijuluki sebagai "Barcelona from the lower leagues" atau "Barcelona dari liga-liga bawah".
Struktur timnya berbeda dan lebih imajinatif ketimbang tipikal klub Inggris dan ia merombak tatanan konvensional di kasta bawah Liga Inggris.
Baca Juga: Perjanjian Rahasia Bisa Bikin Barcelona Pecat Valverde Tanpa Pesangon
Tim asuhan Martinez jarang melepas umpan silang, dengan lebih mengandalkan operan tarik datar ke ujung kotak penalti.
Mereka mengambil set piece pendek ketimbang menyuruh para bek tengah ke depan dan menyambut umpan lambung.
Penguasaan bola ala Pep Guardiola, dengan timnya bermain sangat lebar, menjadi sinonim dengan Roberto Martinez.
"Semua tentang bola pada sesi latihan. Kami harus menyentuh bola sebanyak mungkin, melepas operan sebanyak mungkin, latihan possession, dan semua yang berhubungan dengan mempertahankan penguasaan bola," ujar mantan kapten Swansea, Garry Monk, kepada The Independent.
Baca Juga: Hernan Crespo Bela Keputusan Argentina yang Terlalu Bergantung kepada Lionel Messi
Martinez membangun mind set positif dan meminta anak buahnya jangan takut untuk bereksperimen.
"Ia selalu meminta kami untuk bermain bola, terlepas dari kami melakukan kesalahan atau tidak. Kami harus berani memainkan bola dan belajar dari kesalahan," ujar Monk lagi.
Jika kehilangan bola, Martinez meminta anak buahnya untuk merebut bola kembali dalam enam detik. Apabila tak berhasil, tim harus kembali ke struktur bertahan terorgansiir.
Gaya bermain tanpa takut inilah yang dikatakan hilang dari tim Ernesto Valverde sekarang.
Pun, Valverde juga dituding bermain konservatif dan tak memberi kebebasan pada anak asuhnya.
Permainan menyerang nan imajinatif inilah yang membuat Roberto Martinez layak mendapat kesempatan di Barcelona.
Walau demikian, fakta bahwa sang pelatih belum terbukti dapat mendatangkan trofi secara konsisten di level tertinggi mungkin akan menjadi salah satu hambatan utama Martinez dalam merengkuh hati para fans Barcelona jika ia ditunjuk.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.