KOMPAS.com - Kurang dari sebulan lagi, Lionel Messi dan timnas Argentina akan melawat ke Copa America 2019, petualangan pertama Tim Tango semenjak Piala Dunia 2018.
Bagi sang megabintang Lionel Messi, turnamen di Brasil pada 14 Juni-7 Juli menjadi salah satu kompetisi terakhirnya bersama timnas Argentina.
Lionel Messi akan berusia 32 tahun saat Copa America 2019 memasuki fase knock-out pada 27 Juni.
Setahun kemudian, Messi bakal menginjak umur 33 tahun saat negaranya menjadi tuan rumah Copa America 2020 bersama Kolombia.
Kejuaraan terbesar negara-negara Amerika Selatan itu memang akan bergulir dua tahun beruntun karena turnamen bakal bergeser ke tahun genap dengan edisi berikutnya pada 2024.
Baca Juga: Paling Tajam, Paling Kasar, Paling Tersakiti di Liga Spanyol 2018-2019
Setelah Copa America 2020, turnamen berikutnya adalah Piala Dunia Qatar 2022 dengan Messi akan berusia 35 tahun saat kompetisi berlangsung di Qatar.
Alhasil, Copa America 2019 bisa menjadi kesempatan paling realistis top scorer Argentina sepanjang masa itu mempersembahkan trofi senior pertamanya bagi Tim Tango.
"Saya pikir tak ada pemain yang akan lebih bahagia untuk menjuarai gelar bersama Argentina selain Lionel Messi," tutur direktur timnas Argentina, Cesar Luis Menotti, kepada Clarin.
"Saya yakin apabila ada yang bertanya apakah ia ingin menjuarai Piala Dunia dengan Argentina atau memenangi Liga Champions, ia tak akan memilih Liga Champions," lanjut pelatih pemenang Piala Dunia 1978 tersebut.
Baca Juga: Mental seperti Binatang Buas, Lionel Messi Bisa Main 4 Tahun Lagi
Namun, menjadi juara bersama Argentina lebih mudah secara teori ketimbang praktek.
Pelatih interim Lionel Scaloni membuat beberapa kejutan saat mengumumkan skuat Tim Tango untuk Copa America 2019 pada awal pekan ini.
Walau posisinya selama ini jauh dari aman karena serangkaian hasil-hasil tak mumpuni, Lionel Scaloni masih berani melakukan salah satu pergantian generasi terbesar yang pernah dilihat timnas Argentina.
Dari 23 pemain yang akan ikut serta, 14 di antaranya tidak berangkat ke Piala Dunia Rusia.
Hanya Messi, Kun Aguero, Nicolas Otamendi, dan Angel Di Maria yang mengoleksi lebih dari 25 penampilan bagi timnas.
Bahkan, setengah tim ini belum mengumpulkan 10 caps bersama timnas Argentina. Bek muda Tottenham, Juan Foyth, salah satu dari itu. Scaloni juga membawa enam pemain lokal dari Liga Argentina.
Baca Juga: Lionel Messi, Sudah 9 Tahun Nilainya Tak Pernah di Bawah 100 Juta Euro
"Tim Argentina kini hampir bebas dari generasi yang menggoyang pohon tanpa pernah membuat jatuh buah-buah dari ranting. Ini timnas Argentina baru," tulis La Nacion.
Media tersebut menyinggung fakta kalau Argentina gagal beruntun di final Piala Dunia 2014, Copa America 2015 serta 2016, dan tak berbicara banyak di Piala Dunia 2018.
Pemilihan pemain muda ini memang sangat melihat ke depan walau kontrak Lionel Scaloni akan habis pada akhir Copa America 2019.
Scaloni memang punya ambisi untuk terus melatih timnas Argentina, setidaknya sampai Qatar 2022.
"Semoga kami bisa terus berlanjut karena publik harus bisa menghargai proyek di mana kami menyatukan pemain-pemain muda terbaik, karena mereka lah yang akan bermain di Piala Dunia berikut," ujar Scaloni kepada Super Deportivo Radio.
Perubahan generasi ini memang sudah dinantikan oleh para pengamat di Argentina seiring kegagalan-kegagalan yang disinggung tadi.
Namun, cukupkah perubahan ini untuk memberikan Lionel Messi gelar internasional yang telah lama menjadi idamannya?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.