Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pro Kontra Jika Frank Lampard Jadi Pelatih Chelsea

Kompas.com - 22/05/2019, 23:00 WIB
Firzie A. Idris,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Frank Lampard diunggulkan untuk menjadi penerus Maurizio Sarri di kursi kepelatihan Chelsea apabila pelatih asal Italia tersebut pindah awal musim depan.

Hal tersebut dilaporkan oleh Sky Italia pada awal pekan ini yang mengatakan bahwa Chelsea telah mengambil keputusan untuk memecat Maurizio Sarri dan menggantinya dengan Frank Lampard.

Pria kelahiran Romford, Inggris, ini adalah legenda di Stamford Bridge dengan torehan 209 gol dari 640 penampilan.

Karier kepelatihan Frank Lampard memang masih seumur jagung. Dia baru menjadi pelatih di Derby County pada awal musim ini.

Namun, pria berusia 40 tahun tersebut telah menarik perhatian banyak pihak dengan kemampuannya membawa The Rams ke final playoff Divisi Championship.

Baca Juga: Semakin Dekat ke Chelsea, Frank Lampard Dijagokan Rumah Taruhan

Seperti semua pelatih, ada keuntungan dan kelemahan dari menunjuk Frank Lampard sebagai penerus Maurizio Sarri.

Keuntungan pertama Lampard adalah perihal komunikasi. 

Bertahun-tahun melakoni tugas sebagai kapten di Chelsea dan juga timnas Inggris melatih kemampuan komunikasi Lampard.

"Ia tak malu menghadap media dan pintar berbicara saat menjadi pelatih. Lampard telah mengemban jabatan berprofil tinggi ini secara impresif. Ia tak pernah mengindar dari suatu subjek dan selalu memberikan pendapat aslinya pada setiap pertanyaan," tulis Daily Mail.

"Lampard sangat ramah dalam menjawab pertanyaan tetapi ia selalu dalam kontrol."

Kedua, Lampard memakai koneksinya dengan bagus di klub-klub Inggris lain.

Ia mengidentifikasi kebutuhan Derby dan fokus untuk mendatangkan pemain-pemain muda yang dapat mengikuti gaya sepak bola cepatnya.

Baca Juga: Wonderkid Chelsea Diiming-imingi Nomor Punggung Hazard agar Bertahan

Lampard terbukti sukses dalam mendatangkan dua pemain yang menjadi kunci bagi Derby dalam musim promosi ini: Jack Marriott dari Peterborough dan Martyn Waghorn dari Ipswich Town.

Sang manajer mengidentifikasi dua pemain itu dan bernegosiasi sendiri dengan masing-masing agen.

Marriott menyumbang 12 gol di semua kompetisi musim ini sementara Waghorn 13 gol.

Pada awal musim ia juga meminjam Mason Mount dan Fikayo Tomori dari Chelsea serta Harry Wilson dari Liverpool.

Wilson menjadi salah satu pemain yang paling memesona musim ini dengan catatan 15 gol dan 3 assist di Divisi Championship.

Ia menjadi pahlawan saat Derby menggulingkan Manchester United di Old Trafford pada babak ketiga Piala FA, akhir September.

Namun, Mason Mount juga punya dampak tak kalah besar.

Bermain di posisi "nomor 8" mirip dengan Lampard ketika bermain, ia kerap melakukan terobosan dari lapangan tengah ke depan lagi-lagi mirip dengan Lampard di masa keemasan.

Baca Juga: Usai Bela Arsenal, Cech Dikabarkan Akan Isi Posisi Penting di Chelsea

Bahkan, musim ini Mason Mount telah mencatatkan lebih banyak sentuhan di kotak penalti ketimbang para gelandang sentral lain di Divisi Championship.

Secara taktik, Frank Lampard juga memainkan taktik progresif 4-3-3 yang kerap bertransformasi jadi 4-3-2-1.

Lampard meminta timnya memainkan bola dari belakang, menjadikannya salah satu pelatih muda dengan skema permainan paling menggiurkan di ranah Inggris Raya.

Frank Lampard mengakhiri musim dengan hanya satu kekalahan dari 13 laga terakhir musim sejak awal Maret.

Namun, kekhawatiran terhadap pengalaman Lampard juga mengudara.

Setidaknya, hal ini yang diungkapkan oleh Matt Holland, mantan gelandang timnas Irlandia dan pandit di TalkSport.

Ia mengambil skenario terburuk Chelsea apalagi dengan larangan transfer yang akan mereka jalani musim panas ini dan pada Januari 2020.

Lampard "hanya" bisa bergantung kepada pemain sekarang dan 35 personel yang tengah dipinjamkan Chelsea ke berbagai klub Eropa musim ini.

Baca Juga: Bayar Rp92,2 Miliar, Juventus Bisa Gaet Maurizio Sarri dari Chelsea

"Musim ini mereka finish peringkat ketiga, jadi finalis di Piala Liga dan Liga Europa tetapi musim depan akan jadi sangat sulit dengan larangan transfer klub," tutur Holland lagi. 

"Lampard akan jadi manajer top dari apa yang ia tunjukkan di Derby. Namun, jika mereka finish di posisi ke-12 apakah tidak apa-apa bagi para fans hanya karena Frank Lampard yang jadi pelatih?" tutur Hollland.

"Apabila Leicester, West Ham, Wolves finish di atas mereka apakah hal itu tak apa-apa bagi fans Chelsea selama yang melatih adalah Frank Lampard?"

Setidaknya, mantan rekan setim Lampard, Jimmy Floyd Hasselbaink, yakin akan kapabilitas legenda Chelsea tersebut.

Pria yang menghabiskan empat tahun bersama mereka antara 2000 dan 2004 itu membandingkan Lampard dengan legenda Chelsea lain, John Terry.

"Frank jauh lebih diam ketimbang John Terry tetapi Anda bisa melihat kalau Lampard adalah seorang pemimpin," ujar Hasselbaink.

"Ia mungkin tidak vokal tetapi selalu melakukan hal dengan benar, selalu memimpin dari depan. Ia juga selalu berkomunikasi dengan orang-orang sekitar tetapi dalam cara lebih tenang."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

SC Heerenven Beri Apresiasi untuk Thom Haye dan Nathan Tjoe-A-On

SC Heerenven Beri Apresiasi untuk Thom Haye dan Nathan Tjoe-A-On

Timnas Indonesia
Link Live Streaming Persib Bandung vs Bhayangkara, Kickoff 20.30 WIB

Link Live Streaming Persib Bandung vs Bhayangkara, Kickoff 20.30 WIB

Liga Indonesia
Sakit Arema FC Dikalahkan Persebaya, Singo Edan Diminta Tak Putus Asa

Sakit Arema FC Dikalahkan Persebaya, Singo Edan Diminta Tak Putus Asa

Liga Indonesia
AC Milan Siap Relakan Giroud Pergi, Satu Syarat Sacchi untuk Zirkzee

AC Milan Siap Relakan Giroud Pergi, Satu Syarat Sacchi untuk Zirkzee

Liga Italia
Greg Nwokolo Akui Penjaga Gawang Persebaya Jadi Pembeda

Greg Nwokolo Akui Penjaga Gawang Persebaya Jadi Pembeda

Liga Indonesia
Xabi Alonso Tak Pernah Merengek, Tuchel Tak Bawa Bayern Naik Level

Xabi Alonso Tak Pernah Merengek, Tuchel Tak Bawa Bayern Naik Level

Bundesliga
5 Jurus Sakti Xabi Alonso Lesatkan Leverkusen, Jauh Tinggalkan Bayern

5 Jurus Sakti Xabi Alonso Lesatkan Leverkusen, Jauh Tinggalkan Bayern

Bundesliga
Persik Vs Persikabo, Jeam Kelly Sroyer Ingin Beri Persembahan Terakhir

Persik Vs Persikabo, Jeam Kelly Sroyer Ingin Beri Persembahan Terakhir

Liga Indonesia
Bayern Vs Dortmund: Tuchel Tak Membawa Muenchen ke Arah yang Benar

Bayern Vs Dortmund: Tuchel Tak Membawa Muenchen ke Arah yang Benar

Bundesliga
Amunisi Muda Barca, Marc Guiu: Xavi Sangat Penting bagi Barcelona

Amunisi Muda Barca, Marc Guiu: Xavi Sangat Penting bagi Barcelona

Liga Spanyol
Lorenzo Nilai Bagnaia Lakukan Kesalahan Saat Insiden dengan Marquez

Lorenzo Nilai Bagnaia Lakukan Kesalahan Saat Insiden dengan Marquez

Motogp
Prediksi Persib Vs Bhayangkara FC, Maung Pincang Tanpa 6 Pemain Utama

Prediksi Persib Vs Bhayangkara FC, Maung Pincang Tanpa 6 Pemain Utama

Liga Indonesia
Kata Indra Sjafri soal Label Pemain Keturunan di Timnas Indonesia

Kata Indra Sjafri soal Label Pemain Keturunan di Timnas Indonesia

Timnas Indonesia
Prediksi Ranking FIFA: Indonesia Salip Malaysia, Naik Peringkat Ke-135

Prediksi Ranking FIFA: Indonesia Salip Malaysia, Naik Peringkat Ke-135

Timnas Indonesia
Jadwal Spain Masters 2024, Indonesia Pastikan Wakil di Perempat Final

Jadwal Spain Masters 2024, Indonesia Pastikan Wakil di Perempat Final

Badminton
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com