KOMPAS.com - Bayern Muenchen baru saja dinobatkan sebagai juara Bundesliga 1, kasta teratas Liga Jerman, Sabtu (18/5/2019).
Kemenangan telak atas Eintracht Frankfurt pada pertandingan pekan ke-34 Bundesliga musim 2018-2019 berujung gelar ke-29 bagi Die Roten, julukan Bayern Muenchen.
Jumlah 29 gelar itu amatlah fantastis dan menjadikan mereka sebagai klub tersukses di Jerman. Tujuh dari 29 gelar itu didapat Bayern secara beruntun dalam tujuh tahun terakhir.
Baca juga: Kalahkan Frankfurt 5-1, Bayern Muenchen Juara Bundesliga 2018-2019
Prestasi yang mentereng itu membuat Bayern Muenchen tak hanya menobatkan diri sebagai salah satu klub sepak bola terbesar di dunia, pun salah satu merek terbaik di dunia.
Berdasarkan Forbes, Bayern saat ini berada di posisi keempat dunia The Most Valuable Football Brands in the World dengan nilai merek 1.406 juta dollar AS.
Nilai sebesar itu membuat Bayern unggul atas tim kaya lain, seperti Paris Saint-Germain dan Manchester City. Mereka cuma berada di bawah Manchester United serta dua klub raksasa Spanyol, Real Madrid dan Barcelona.
"Saya selalu punya pandangan bahwa Bayern bisa bertransformasi dari klub kecil menjadi merek global," kata Uli Hoeness, presiden klub saat diwawancarai Deutsche Welle pada 2017.
Baca juga: Keranjang Sembako di Museum Bayern Muenchen
Uli Hoeness merupakan sosok penting pada keberhasilan Bayern dalam satu dekade terakhir, baik dari segi prestasi maupun bisnis tersebut.
Legenda sepak bola Jerman itu menanggalkan jabatan manajer tim pada 2009 dan dipromosikan menjadi presiden klub.
Saat pertama kali berpidato dalam kapasitas Presiden Bayern, Uli Hoeness mengingatkan kembali publik Bavaria akan pentingnya filosofi klub, Mia san Mia.
Filosofi itu lantas hadir secara fisik pada 2010 saat perayaan 110 tahun klub. Seperti halnya You'll Never Walk Alone di Liverpool, Mia san Mia juga hadir di tribune Allianz Arena, kostum pemain, hingga instrumen lain klub, seperti media sosial.
Baca juga: Sosok Tak Tergantikan di Bayern Bukan Neuer atau Lewandowski
Secara harfiah, Mia san Mia punya arti "Kita adalah Kita". Namun, frasa itu bukan sekadar slogan.
"Untuk memahami Mia san Mia, Anda harus tahu terlebih dahulu kultur masyarakat Bavaria," kata Hoeness saat menjelaskan pembuatan film The Phenomenon of Mia san Mia.
"Itu adalah keinginan kami untuk saling membantu satu sama lain. Hal itu berlaku bagi semua orang," tuturnya lagi.
Dalam penjabarannya, ada 16 butir dari filosofi Mia san Mia.
Enam belas butir dari filosofi Mia san Mia itu dipraktikkan oleh Die Roten dalam setiap sendi kehidupan klub, termasuk juga fans, khususnya warga Bavaria, tidak melulu sepak bola.
Baca juga: Lewandowski Mantap Putuskan Pensiun di Bayern Muenchen
Mia san Mia memang cocok diterapkan dalam setiap sendi kehidupan, tak hanya bagi Bayern atau warga Bavaria, pun kita warga dunia, termasuk Indonesia, yang pada Senin, 20 Mei 2019, ini memperingat Hari Kebangkitan Nasional.
Kebangkitan Nasional adalah momentum ketika rasa dan semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme timbul. Kesadaran nasional sebagai orang Indonesia itu ditandai dengan berdirinya Boedi Oetomo pada 20 Mei 1908.
Semangat persatuan dan kesatuan yang digagas oleh Boedi Oetomo itulah yang harusnya kita munculkan kembali setelah bangsa ini terpolarisasi menjadi dua kubu saat pemilihan umum dan pemilihan presiden lalu.
Baca juga: 5 Fakta Seputar Laga Terakhir Robben-Ribery bersama Bayern Muenchen
Filosofi Bayern Muenchen, Mia san Mia, bisa kita jadikan acuan untuk mengembalikan bahwa bangsa ini adalah satu keluarga, Mie san Familie.
Kita semua adalah satu keluarga. Kita berbagi segalanya sepanjang sisa hidup kita. Sekali terlahir sebagai orang Indonesia, akan selamanya sebagai orang Indonesia.
Mia san Grenzenlos, bersatu dalam keberagaman. Bangsa ini pun begitu beragam, baik dari suku bangsa, ras, agama, hingga bahasa.
Dengan keberagaman itu, kita seharusnya bisa menerima semua orang, tak peduli latar belakang mereka apa.
Baca juga: Kalahkan Frankfurt 5-1, Bayern Muenchen Juara Bundesliga 2018-2019
Kita harus percaya bahwa kita bisa belajar dari keberagaman kultur tersebut. Nilai bangsa ini dibentuk dari situ.
Mia san Respekt, Mia san Verantwortung. Untuk bisa saling menerima, setiap orang harus memiliki respek satu sama lain. Kita juga harus saling bertanggung jawab satu sama lain.
Karena bagaimanapun juga, Mia san Verein, kita itu satu klub bernama Indonesia. Mia san Heimat, kita bangga akan Indonesia dan akan melakukan segala yang terbaik untuk negara ini.
Selamat Hari Kebangkitan Nasional...
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.