Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Heroik Indonesia pada Piala Sudirman 1989

Kompas.com - 16/05/2019, 07:00 WIB
Farahdilla Puspa,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Indonesia akan kembali mengikuti kejuaraan beregu campuran dunia Piala Sudirman 2019 di Nanning, China, 19-26 Mei mendatang.

Ini menjadi kali ke-16 Indonesia mengikuti kejuaraan beregu campuran dunia tersebut. Selama 15 penyelenggaraan sebelumnya, Indonesia hanya mampu satu kali menjadi juara Piala Sudirman, yakni pada edisi 1989.

Pada Piala Sudirman 1989, Indonesia tergabung di Grup 1A bersama Korea Selatan dan Inggris.

Pada babak penyisihan grup, Indonesia memenangi kedua pertandingan kontra Korea Selatan dan Inggris. Indonesia menang 5-0 atas Inggris dan 4-1 atas Korea Selatan.

Indonesia melaju ke babak final setelah menang telak atas Denmark 5-0. Pertandingan final antara Indonesia dengan Korea Selatan menjadi catatan manis untuk Indonesia.

Pasalnya, Indonesia sudah kehilangan dua poin pertama dari nomor ganda putra dan ganda putri.

Pasangan ganda putra Eddy Hartono/Rudy Gunawan kalah 9-15, 15-8, 13-15 dan membuat Korea Selatan unggul 1-0 atas Indonesia.

Di nomor ganda putri, Verawaty Fajrin/Yanti Kusmiati juga kalah dua gim langsung 12-15, 6-15 dari Hwang Hye Young/Chung So Young. Korea Selatan unggul 2-0 dari Indonesia.

Baca juga: Piala Sudirman, Rekor Pertemuan Indonesia dengan Inggris dan Denmark

Langkah Korea Selatan untuk menjadi juara pertama Piala Sudirman harus tertahan ketika Susy Susanti mampu membalikkan keadaan.

Pertandingan tunggal putri tersebut menjadi titik balik kemenangan Indonesia.

Susy Susanti yang saat itu baru berusia 18 tahun harus menerima tanggung jawab yang besar dari seluruh tim.

Pada gim pertama, Susy Susanti kalah 10-12 dari Lee Young-Suk. Kesempatan Korea Selatan meraih gelar Piala Sudirman semakin besar ketika Lee unggul 10-7 atas Susy di gim kedua.

Namun, dengan semangat juang dan pantang menyerah Susy Susanti mampu membalikkan kedudukan menjadi 12-10.

Memasuki gim ketiga, Susy Susanti semakin menunjukkan kelasnya dan tidak memberikan angka kepada lawan. Susy menutup gim ketiga dengan kemenangan 11-0 dan membawa kedudukan menjadi 1-2 untuk Indonesia.

Daya juang serta semangat yang ditunjukkan oleh pebulu tangkis 18 tahun asal Tasikmalaya saat itu menular kepada Eddy Kurniawan yang bertanding di nomor tunggal putra.

Baca juga: Piala Sudirman, Rekor Pertemuan Indonesia dengan Inggris dan Denmark

Eddy Kurniawan menang atas Sung Han Kook dengan 15-4, 15-3. Seusai laga Eddy Kurniawan, Eddy Hartono yang dipasangkan dengan Verawaty Fajrin di nomor ganda campuran juga menang atas Park Joo Boong/Chung So Young dengan 18-3, 15-3.

Kemenangan Eddy Hartono/Verawaty Fajrin membawa Indonesia unggul 3-2 dan menjadi juara pertama Piala Sudirman 1989.

Dilansir dari Bolasport.com, Susy Susanti kala itu mengandalkan situasi lawan yang sedang tertekan. Kabarnya, Lee mendapatkan tamparan di kedua pipi ketika kehilangan gim kedua.

Selain memanfaatkan kondisi lawan yang tidak baik, Susy Susanti juga sama sekali tidak memberikan lawan kesempatan untuk mendapatkan angka. Semua itu dilakukan supaya lawan tidak memiliki kesempatan untuk membalikkan keadaan.

Daya juang yang ditunjukkan Susy Susanti dkk pada final Piala Sudirman 1989 kala itu diharapkan ditiru dan dimiliki oleh 20 pemain yang memperkuat tim Indonesia pada Piala Sudirman 2019 akhir pekan nanti.

Indonesia akan memulai perjuangan dengan melawan Inggris pada babak penyisihan grup, Minggu (19/5/2019), dan dilanjutkan menghadapi Denmark pada Rabu (22/5/2019).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Persib Vs Persebaya, Bek Maung Waspada meski Bajul Ijo Tanpa Top Skor

Persib Vs Persebaya, Bek Maung Waspada meski Bajul Ijo Tanpa Top Skor

Liga Indonesia
Pesan STY yang Picu Hasil Bersejarah Timnas Indonesia di Piala Asia U23

Pesan STY yang Picu Hasil Bersejarah Timnas Indonesia di Piala Asia U23

Timnas Indonesia
Xabi Alonso Ucap 'Roma, Roma, Roma', De Rossi Cium Aroma Balas Dendam

Xabi Alonso Ucap "Roma, Roma, Roma", De Rossi Cium Aroma Balas Dendam

Liga Lain
Timnas Indonesia Bekuk Australia, Asa ke Olimpiade 2024 Terjaga

Timnas Indonesia Bekuk Australia, Asa ke Olimpiade 2024 Terjaga

Timnas Indonesia
Milan Dilibas 10 Pemain Roma, Langsung 'Disidang' Ultras di Olimpico

Milan Dilibas 10 Pemain Roma, Langsung "Disidang" Ultras di Olimpico

Liga Lain
Persib Vs Persebaya, Saat Bojan Hodak Rasakan Tekanan Berbeda...

Persib Vs Persebaya, Saat Bojan Hodak Rasakan Tekanan Berbeda...

Liga Indonesia
5 Fakta Menarik Indonesia Bekuk Australia, Mental dan Ernando Pembeda

5 Fakta Menarik Indonesia Bekuk Australia, Mental dan Ernando Pembeda

Timnas Indonesia
Cara Bertahan Timnas U23 Indonesia yang Perpanjang Kebuntuan Australia

Cara Bertahan Timnas U23 Indonesia yang Perpanjang Kebuntuan Australia

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Australia: Komang Teguh Ubah Ketegangan Jadi Kelegaan

Indonesia Vs Australia: Komang Teguh Ubah Ketegangan Jadi Kelegaan

Timnas Indonesia
STY Sorot Aksi Ernando Ari, Indonesia Sukses Bikin Australia Frustrasi

STY Sorot Aksi Ernando Ari, Indonesia Sukses Bikin Australia Frustrasi

Timnas Indonesia
Alasan Emi Martinez Tidak Diusir Setelah Kena Kartu Kuning 2 Kali

Alasan Emi Martinez Tidak Diusir Setelah Kena Kartu Kuning 2 Kali

Liga Lain
Berkat Atalanta, Liga Italia Resmi Punya 5 Wakil di Liga Champions 2024-2025

Berkat Atalanta, Liga Italia Resmi Punya 5 Wakil di Liga Champions 2024-2025

Liga Champions
12 Pemain Basket USA di Olimpiade Paris 2024, LeBron James dan Durant Kembali

12 Pemain Basket USA di Olimpiade Paris 2024, LeBron James dan Durant Kembali

Internasional
Reaksi dan Target Pelatih Persib Setelah Pastikan Tiket Championship

Reaksi dan Target Pelatih Persib Setelah Pastikan Tiket Championship

Liga Indonesia
Klopp: Liverpool Kalah dari Atalanta karena Perbedaan Kecepatan

Klopp: Liverpool Kalah dari Atalanta karena Perbedaan Kecepatan

Liga Lain
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com